Apa yang membuat Indonesia bisa dikatakan
“wow” di tahun 2012? Salah satunya adalah temuan, inovasi, ataupun
keterlibatan ilmuwan Indonesia dalam penelitian yang hasilnya diakui
dunia internasional.
Pada tahun 2012, beberapa ilmuwan
Indonesia berhasil memberikan sumbangan terbaik dalam ilmu pengetahuan.
Setidaknya, ada lima temuan, inovasi, dan keterlibatan ilmuwan Indonesia
yang membanggakan. Apa saja?
1. Temuan Tata Surya Tertua
Astronom Indonesia yang sempat berkarya lebih dari 10 tahun di Max Planck Institute for Astronomy,
Heidelberg, Jerman, Johny Setiawan, menemukan tata surya tertua,
berusia 12,8 miliar tahun, hanya 900 juta tahun lebih muda dari Big
Bang.
Induk tata surya tersebut adalah bintang bernama HIP 11952 atau Sannatana (bahasa Sansekerta, berarti purba).
Tata
surya tersebut diketahui memiliki dua planet, masing-masing dinamai HIP
11952 b dan HIP 11952 c. Kedua planet adalah jenis planet gas raksasa.
Tata surya ini bisa dikatakan anomali.
Kandungan logam pada bintang induk tata surya ini hanya 1 persen
kandungan logam Matahari.
Anggapan selama ini hanya bintang dengan
kandungan logam tinggi yang bisa memiliki planet. Temuan ini menunjukkan
planet yang mengorbit bintang miskin logam mungkin umum.
Pada Juni 2005, kelompok astronom Eropa
dan Brasil di bawah pimpinannya juga berhasil menemukan sebuah planet
luar surya yang diberi nama HD 11977 b.
Salah satu penemuan berikutnya adalah sebuah planet yang mengitari sebuah bintang yang sangat muda, bernama TW Hydrae. Penemuan ini dipublikasikan di Nature, vol. 451, 38 (2008).
Planet tersebut masih dalam piringan
cakram debu dan gas yang mengelilingi bintang induknya. Contoh
penemuannya yang lain adalah HIP 13044 b, HD 47536 c, HD 110014 b, HD
110014 c, HD 11977 b, dan HD 70573 b. Selain itu ia juga penemu Planet
Alien “HIP 13044b”.
2. UAV Terbesar di Asia Berhasil Terbang Perdana
Pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle) terbesar di Asia, Josaphat Laboratory Large Scale Experimental Unmanned Aerial Vehicle (JX-1), berhasil dikembangkan oleh ilmuwan Indonesia, Josaphat “tetuko” Sri Sumantyo.
Pengembangan dilakukan di Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL), Chiba University, Jepang.
JX-1 memiliki keunggulan sebab ukurannya sebesar 6 meter dan punya payload sensor hingga 30 kg.
Ruang besar pada UAV dipersiapkan untuk menampung beragam macam sensor.
JX-1 juga unggul sebab dirancang tembus gelombang mikro dengan material badan pesawat berkarakteristik mendekati udara.
UAV ini berhasil diterbangkan perdana
pada 7 Juni 2012 di Fujikawa Airfield. UAV ini nantinya akan menjadi
tulang punggung riset penginderaan jauh. Malaysia dan Jepang sudah
meminati teknologi ini.
3. Ilmuwan Indonesia Memburu Partikel Tuhan
Salah satu lompatan terbesar dalam fisika partikel pada tahun 2012 adalah penemuan partikel yang “mirip” Higgs Boson (partikel Tuhan).
Penemuan oleh Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) ini diumumkan pada 4 Juli 2012 di Jenewa, Swiss.
Ilmuwan Indonesia, Suharyo Sumowidagdo, ternyata juga terlibat perburuan Higgs Boson.
Ia terlibat dalam pengoperasian dan pemeliharaan detektor muon pada eksperimen Compact Muon Solenoid (CMS), salah satu eksperimen CERN untuk membuktikan eksistensi Higgs Boson.
Haryo adalah satu di antara segelintir
fisikawan Indonesia yang menekuni fisika eksperimental. Lain dengan
fisika teoretik, fisika eksperimental berupaya mencari keberadaan suatu
partikel yang sudah dirumuskan dalam suatu teori.
4. Bayi Badak Sumatera “Andatu” Lahir
Indonesia
punya prestasi dalam pembiakan badak Sumatera pada tahun 2012, yaitu
bdak Sumatera bernama Andatu akhirnya berhasil dilahirkan.
Andatu dilahirkan dari pasangan badak
jantan bernama Andalas yang berasal Kebun Binatang Cincinati, dengan
badak Sumatera betina dari Lampung, yang bernama Ratu.
Keberhasilan pembiakan badak Sumatera telah ditunggu dunia selama 124 tahun.
Badak Andalas selanjutnya akan dikawinkan
lagi dengan dua badak betina lainnya. Keberhasilan konservasi badak
Jawa selanjutnya ditunggu.
5. Indonesia Nenek Moyang Penduduk Madagaskar
Hasil studi Murray Coz dari Massey University di Selandia Baru mengungkap bahwa perempuan Indonesia adalah nenek moyang penduduk Madagaskar. (baca: Pulau Madagaskar Ditemukan Oleh Perempuan Indonesia). Studi ini dipublikasikan di jurnal Proceeding of the Royal Society B, 21 Maret 2012.
Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil studi DNA dari 2.745 orang Indonesia dari 12 kepulauan serta 266 etnis Malagasi.
Data dari Lembaga Biology Molekuler Eijkman di Indonesia turut mendukung studi ini. Sejak lama, Indonesia diduga memiliki keterkaitan dengan Madagaskar.
Dari sisi bahasa, memang bahasa di
Madagaskar mirip dengan bahasa Dayak Ma’anyan. Temuan ini membuat proses
kolonisasi Madagaskar harus perlu dipikirkan kembali. (kompas/berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar