Malam yang sangat bagus ini, bahkan lebih bagus dari malam seribu bulan
sangatlah sayang sekali untuk dilewatkan begitu saja. Banyak
amalan-amalan yang bisa dikerjakan unuk mendapatkan berkah malam
lailatul qadar ini. Tentang tanda-tanda datangnya malam yang sangat
mulia ini, kamu bisa baca postinganku terdahulu di sini. Biar lebih greget, kamu juga bisa baca tentang karomah seorang Syekh yang mampu mendeteksi datangnya malam lailatul qadar. Untuk kesempatan ini, aku akan share bagaimana cara para sahabat nabi terdahulu untuk meraih lailatul qadar.
- Umar bin khattab ra memiliki cara sendiri untuk meraih
kemuliaan lailatul qadar. Biasanya setelah sholat isya', ia akan pulang
ke rumahnya dan mengerjakan sholat sepanjang malam hingga terdengar
adzan subuh.
ilustrasi sahabat nabi. Source : www.darulhadits.com - Usman bin Affan ra biasanya menyambut lailatul qadar
dengan ibadah sepanjang malam. Setelah puasa pada siang harinya, Usman
menghabiskan malam dengan sholat. Ia tidur sebentar, yaitu pada sebagian
awal malam. Di setiap rakaatnya, Usman mengkhatamkan seluruh Al-qur'an.
- Syaddad ra, seorang sahabat, dikisahkan biasa berbaring tanpa
tidur sepanjang malam sambil miring ke kanan dan ke kiri sampai waktu
fajar, kemudian berkata, "Ya Allah ketakutan terhadap neraka jahanam telah mengusir kantukku".
- Said bin Musayyab dikisahkan, selama 50 tahun selalu sholat isya' dan sholat fajar dengan wudhu yang sama.
- Pemburu lailatul qadar lainnya adalah Shilah bin Ashyim. Ia biasa menghabiskan seluruh malamnya untuk beribadah kepada Allah hingga subuh. Dan setelah matahari terbit, ia berdoa, "Ya
Allah, hamba tak pantas meminta surga kepada-MU, tetapi hamba hanya
memohon kepada-Mu agar menyelamatkan hamba dari jahanam."
- Qatadah biasa menghatamkan Al-Qur'an setiap tiga malam pada bulan ramadhan, tetapi pada sepuluh malam terakhir, ia mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an setiap malam.
- Imam Abu Hanifah terkenal selama 40 tahun telah melakukan
sholat isya' dan fajar dengan wudhu yang sama. Apabila teman-temannya
bertanya bagaimana ia memperoleh keutamaan untuk melakukannya, ia
menjawab, "ini karena doa khusus yang aku mohonkan kepada Allah SWT
melalui Ismul Azham." Abu Hanifah hanya tidur sejenak pada siang hari.
Abu Hanifah berkata, "Hadist yang menganjurkan agar melakukannya."
Yaitu tidurnya semata-mata mengikuti sunnah. Sang imam pun sering
menangis sedemikian rupa saat membaca Al-Qur'an, sehingga para
tetangganya merasa kasihan kepadanya. Suatu ketika ia menangis sepanjang
malam sambil membaca Al-Qur'an surah Al-Qamar ayat 46.
- Sedangkan Imam syafii biasa mengkhatamkan Al-qur'an enam puluh kali selama bulan ramadhan dalam shalat. Semua amal itu ditunaikan tanpa beban sedikitpun.
Demikianlah ikhtiar atau usaha para sahabat nabi terdahulu untuk meraih
malam lailatul qadar, semoga kita juga bisa meneladaninya agar
mendapatkan keberkahan pula di malam lailatul qadar.
0 komentar:
Posting Komentar