Kementerian Pertahanan Amerika Serikat berencana menjual berbagai
senjata dan peralatan komunikasi kepada Iraq senilai US$2,7 miliar atau
Rp27,7 triliun. Penjualan senjata ini tinggal menunggu persetujuan
Kongres AS.Dilansir Globalpost, Rabu 7 Agustus 2013,
penjualan senjata kepada pemerintah Irak dapat meningkat hingga US$5
miliar. Proposal telah diajukan kepada kongres AS dua minggu lalu dan
kongres memiliki waktu 30 hari untuk menolak penjualan, yang
diperkirakan meyetujui secara diam-diam.Paket penjualan senjata
terdiri dari 681 rudal anti pesawat (Stinger), 40 truk peluncur rudal,
dan 216 rudal hawk. "Kemampuan senjata ini akan meningkatkan pertahanan
udara regional Irak yang saat ini rapuh diserang oleh serangan udara,"
kata Juru Bicara Pentagon.Selain itu, pembelian peralatan
senjata dari AS ini akan membuat Irak lebih mudah mengintegrasikan
sistem senjata dengan pasukan AS dan sekutu. Selain senjata, Pentagon
juga menawarkan 19 sistem komunikasi berjalan dan 10 microwave radio
system kepada Irak dalam kontrak kedua yang diajukan. Selain
itu, pemerintah AS juga menawarkan berbagai senjata senilai US$2 miliar
yang terdiri dari 12 helikopter BELL 412 EP transport, dan 50 kendaraan
lapis baja stryker yang dilengkapi berbagai teknologi anti nuklir,
radiologi, biologi dan kimia. Sebelumnya, pada 2011 lalu pemerintah Irak
juga telah memesan 36 pesawat F-16. Perdana Menteri Irak, Nuri
al-Maliki, mulai agresif memborong berbagai senjata buatan AS, setelah
gagal membeli peralatan senjata Rusia senilai US$4,2 miliar karena
diduga transaksi tersebut mengandung unsur korupsi.
0 komentar:
Posting Komentar