Pages

Sabtu, 02 Agustus 2014

KASIH IBU SEPANJANG MASA

Panti jompo. Pernah membayangkan kalau suatu hari, bisa saja kita yang ada di sana? Mungkin tidak, karena kita berpikir bahwa kita memiliki keluarga dan anak cucu nantinya. Apakah kita yakin mereka akan mencintai kita sampai akhir hayat? akankah-kau-membuang-ibu-yang-membesarkanmu-hingga-sehebat-sekarang
Adalah sebuah kisah di Jepang tentang budaya ‘membuang’ orang tua. Di mana orang tua yang sudah manula dan renta, karena ketidakberdayaannya dan ketidakmampuannya, akhirnya dibawa ke hutan dan ditinggalkan di sana. Di sebuah tempat bernama Ubasuteyama.
Di sana, para orang tua ini akan ditinggalkan dengan makanan yang sudah mereka bawakan. Kemudian dibiarkan hingga meninggal dengan sendirinya. Orang tua semakin manula, kadang memang semakin rewel dan membuat anak cucu mereka menyerah sehingga mereka melakukan ini. Kalau jaman sekarang, mereka akan membawa orang tuanya ke panti jompo.
Alkisah ada seorang anak yang selama ini dibesarkan oleh ibunya yang seorang janda. Ibunya hanya orang desa biasa, tapi mampu membuat anaknya makan setiap hari dan sekolah tinggi. Suatu hari anak itu sukses, memiliki rumah yang layak, istri cantik dan anak-anak yang sehat.
Tibalah masa di mana ia akan melakukan ritual membuang ibunya. Sang ibu sudah hampir berusia satu abad, tak banyak bisa bicara dan semua yang dilakukan mulai melambat. meski begitu, ia sadar diri bahwa ia akan dibuang ke hutan. Si ibu pasrah dan tetap tenang.
Sang anak memanggulnya di punggung. Hutan ini sebegitu jauhnya, sementara sang ibu memetik dahan dan ranting di sekitarnya sepanjang perjalanan. Ketika sampai di tempat yang memungkinkan, si anak menata bekal yang ia bawa untuk sang ibu. Kemudian ia menurunkan ibunya tanpa memandang wajahnya.
Ia tak sampai hati sebenarnya untuk bicara, lidahnya juga kelu dan matanya malu memandang sang ibu. Sempat terdiam sejenak, sampai sang ibu berkata, “Nak, kamu tak perlu khawatir. Ibu selalu menyayangimu dan kasih ibu selalu makin besar setiap harinya.”
Baru sampai situ, sang anak mulai tertegun. “Semoga kamu tidak tersesat dan pulang ke jalan yang benar. Aku sudah membuat jejak di jalan dengan ranting dan dahan yang kupatahkan. Hidup yang baik ya, Nak,” ujarnya lagi.
Seketika dada sang anak seperti akan meledak. Kepalanya panas dan matanya berkaca-kaca. Ia membalikkan badan dengan cepat, melihat ibunya. Digendongnya lagi sang ibu dan dibawanya pulang kembali. Ia tak jadi membuang ibunya ke hutan dan bertekad merawat ibunya sampai akhir hayat.
Ladies, kadang kita terlalu sibuk menjadi dewasa dan lupa bahwa orang tua kita menua. Kadang kita lupa akan menua seperti mereka dan seperti apakah kita ingin diperlakukan saat tua nanti?
Perlakukan orang tua kita dengan penuh sayang dan hormat. Karena begitulah kita akan diperlakukan oleh anak cucu kita nanti. Dan ingatlah, di antara mereka ada doa dan surga bagi kita. Semoga menginspirasi.(vem/gil)

0 komentar:

Posting Komentar