Pages

Selasa, 15 Juli 2014

MALAS

Rasa malas merupakan masalah yang terus berkembang dalam dunia modern, di mana begitu banyak hal dapat dilakukan dari kenyamanan kursi atau bahkan tempat tidur Anda. Ini membuat aktivitas fisik kerap disingkirkan.

Meskipun isu ini paling menonjol terdapat di negara-negara berkembang, namun masalah tersebut tidak eksklusif kepada orang Barat saja dan telah menjadi isu dalam berbagai macam negara di seluruh dunia untuk alasan yang berbeda, seperti dilansir situs The Richest.com, 24 Maret lalu.

Globalisasi telah memungkinkan adanya pembelian dan mengonsumsi makanan olahan di seluruh planet ini, yang memberikan kontribusi untuk obesitas sebagai masalah dunia. Selama beberapa dekade terakhir, kondisi mengkhawatirkan ini telah menjadi sorotan. Tapi masalah ini biasanya kerap dikaitkan dengan makanan daripada dengan melakukan aktivitas.

Sementara itu, banyak negara hanya menerapkan kebijakan dan sistem dalam upaya untuk mengatur aspek gizi dalam mengatasi masalah itu. Tetapi mereka hanya melakukan sedikit hal untuk mempromosikan aktivitas fisik sebagai pentingnya menciptakan gaya hidup sehat.

Pada 2012, jurnal medis terkemuka The Lancet merilis sebuah studi mengukur aktivitas melalui tes dan survei mencakup 122 negara. The Lancet menggunakan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menentukan negara paling aktif secara fisik dari terendah hingga tertinggi.

Berikut lima negara dengan penduduk paling malas di dunia:


1. Malta

Hampir satu perlima kematian di pulau Malta dikaitkan dengan aktivitas fisik yang kurang alias malas. Lebih mengejutkan lagi, sekitar 71,9 persen penduduk di negara itu dilaporkan tidak terlalu aktif.

Kecenderungan dari adanya keadaan tidak aktif ini disalahkan terutama dengan adanya ketergantungan pada mobil dan peningkatan penggunaan komputer di negara itu.

Pada Februari 2012, setelah The Lancet menerbitkan laporannya, pemerintah Malta menulis sebuah strategi dengan tujuan menghentikan dan membalikkan krisis obesitas dengan menggabungkan instrumen ekonomi yang memotivasi pilihan gaya hidup sehat (seperti halnya subsidi pangan dan insentif pajak perusahaan) dengan prakarsa lokal yang bertujuan kepada sektor pelayanan kesehatan, masyarakat, sekolah dan tempat kerja regional.

2. Swaziland
Swaziland merupakan negara dengan penduduk paling malas kedua di dunia. Sebagai salah satu negeri terkecil di Afrika, 69 persen penduduk Swaziland dikatakan tidak aktif.

Negara ini terkena secara krisi dampak dari HIV/AIDS, sehingga kebijakan kesehatan terutama diarahkan pada mengelola epidemi itu.

Akibatnya, masalah kemalasan bukan menjadi perhatian utama. Dengan anggaran yang rendah dan menyusutnya infrastruktur habis, merupakan tantangan bagi sistem kesehatan Swazi untuk memberikan perawatan, apalagi untuk mengembangkan kampanye menekankan pentingnya latihan fisik.

3. Arab Saudi
Selama tiga puluh tahun terakhir, gaya hidup warga Arab Saudi telah berubah secara drastis. Ini membawa penurunan aktivitas fisik.

Dikatakan 68,8 persen penduduk Saudi tidak aktif. Di Timur Tengah, terjadi peningkatan angka kematian akibat penyakit jantung iskemik pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 1990. Ini diperkirakan menjadi yang tertinggi di dunia dengan kenaikan 146 persen untuk perempuan dan peningkatan 174 persen untuk laki-laki.

4. Serbia
Sekitar 58 persen dari semua penyakit tidak menular di Serbia dikaitkan dengan penyakit jantung dan tiga persen sebab masalah diabetes. Ini jelas bahwa masalah aktivitas fisik bertanggung jawab untuk sebagian besar penyakit dan kematian di Serbia.

Pemerintah Serbia telah mengambil tindakan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya diet yang sehat, dan baru-baru ini saja pemerintah mulai memusatkan perhatian pada mempromosikan gaya hidup aktif.

5. Argentina
Dengan memiliki tim sepak bola internasional ternama di dunia, Argentina sering dikaitkan dengan aspek olahraga.

Namun dalam kenyataannya, sebuah proporsi mengejutkan menyebut penduduknya dianggap malas. Kelompok penduduk yang dikatakan tidak terlalu aktif ini adalah kaum wanita dengan status ekonomi rendah. Tetapi laki-laki dan anak-anak juga sangat terpengaruh.

Sejak 2008, pemerintah Argentina telah bekerja untuk melawan angka kemalasan ini dengan memperkenalkan kebijakan untuk meningkatkan dan mendorong kegiatan sehari-hari, olahraga dan gaya hidup sehat.

Kemalasan di kalangan perempuan Serbia mencapai angka mengejutkan yakni 76 persen, melebihi negara lain. Sementara sekitar 68,3 persen penduduk Serbia dikatakan tidak aktif.

0 komentar:

Posting Komentar