8 Sep 2014
Secara umum, angka 6 dikaitkan secara misterius, terlebih jika ada yang berpendapat bahwa misteri angka 666
sangat dekat dengan satanisme. Tapi dalam perhitungan matematika,
hampir secara keseluruhan pengukuran bangunan, jarak, bahkan rutinitas
Bumi berporos pada matahari juga terkait dengan angka 666.
Dalam posting terdahulu, sudah dijelaskan misteri angka 7
yang juga sering dikaitkan degan mistisme. Kali ini, seorang pembuat
video seri Secrets In Plain Sight karya Scott Onstott, dimana dirinya
mengeksplorasi inspirasi seni besar berupa arsitektur, desain perkotaan,
geometri Bumi, mistisisme, fisika, musik, astronomi, dan sejarah dunia.
Secrets In Plain Sight telah dilihat lebih dari 3 juta orang sampai
saat ini. Dalam penelitian dia telah membuat berbagai pengukuran,
diantaranya simbol yang berada diatas pintu gereja La Maddalena di
Venice. Dia menemukan bahwa ada persegi panjang tambahan ketika mengukur
kesenjangan antara segitiga sama sisi dan lingkaran Circum. Selain itu,
lingkaran yang lebih kecil terjalin dan memiliki wilayah yang sama. Apa
sebenarnya kaitan pola gambar ini dengan ukuran berbagai dunia, kali
ini Scott Onstott akan menjelaskan pola yang digambarkannya terkait misteri angka 666.
Mengungkap Misteri Angka 666
Dalam pengamatan terakhir, Scott menemukan persegi panjang sebagai
jembatan untuk membuat kubus sebanding dengan bola. Perbandingan volume
ini merupakan analogi dimensi yang lebih tinggi untuk triangulasi
lingkaran berdasarkan wilayah. Scott menulis ulang rumus volume sebuah
bola untuk menekankan pola penting pengulangan angka 3, yang dengan
sendirinya menunjukkan segitiga atau trinitas.
Elevasi Piramid Besar Mesir dapat diamati dengan dua pola persegi
panjang miring sehingga bertemu di puncaknya. Kemudian, Vitruvian Man
Leonardo juga bergema dengan geometri persegi yang diciptakannya, dimana
garis berkumpul dipusar menunjukkan bahwa tubuh manusia dibuat menjadi
dasar pengukuran. Leonardo Da Vinci sangat memahami rahasia pusar
manusia, pusat dari segala misteri dunia.
Scott juga membuat gambar yang disebutnya sebagai Misteri 273 untuk
melihat berbagai fenomena yang berkumpul di angka 3 digit tersebut,
termasuk proporsi relatif dari Bulan ke Bumi, bulan, siklus reproduksi
manusia, dan air pada molekul tubuh manusia serta sebagian besar
permukaan planet Bumi. Dimana semua perhitungan ini dikodekan dalam
mengkuadratkan lingkaran.
Dengan membuat pola sebuah segitiga sama sisi dalam elevasi Piramida Besar di Mesir,
sebuah resonansi terlihat dengan ukuran imperial. Panjang tepi 555,5
meter yang sama dengan 6666 inci, segitiga sama sisi didalamnya
berukuran 3333.
Pengukuran ini muncul ketika menggunakan panjang dasar tepi 755,775
kaki. Jika dikalikan dengan 4 untuk menghitung basis perimeter lengkap,
akan diperoleh 1007,7 meter, dimana angka ini merupakan dasar perimeter
JH Cole yang disurvei pada tahun 1925. Pada tahun 1880, Prof WM Flinders
Petrie melakukan survei kurang dari sepertiga inci lebih kecil berkisar
1007,6 meter. Tapi Scott sangat yakin dan perhitungannya berdasarkan
resonansi panjang tepi piramida rata-rata 755,775 kaki. Alisis elevasi
Piramida Besar menggunakan meteran. Panjang tepi 755,775 kaki = 230,360
meter, diameter lingkaran atas adalah 10(pi) meter.
Secara umum geometri berarti ukuran Bumi, sistem unit yang didasarkan
pada geometri suci mungkin telah hilang dalam bencana atau dilupakan
dari waktu ke waktu, dan dapat ditemukan kembali oleh budaya berikutnya
secara akurat untuk mengukur bumi. John Michell dan Robin Heath, mereka
menunjukkan dalam karyanya The Lost Science of Measuring the Earth,
dijelaskan bahwa sistem imperial didasarkan pada ukuran Bumi dan
keduanya mengeluarkan teori bahwa:
Lingkar khatulistiwa bumi = 365,242 x 360 x 1000 kaki. Dengan kata lain dapat diartikan: jumlah hari dalam setahun matahari, jumlah derajat lingkaran, nilai skala 1000 sama dengan lingkar maksimum bumi dalam ukuran 'kaki'. Untuk membuktikan perhitungan ini, sistem satelit GPS WGS84 menggunakan data lingkar khatulistiwa bumi bernilai 24,901.4 mil. Dan jika dihitung secara matematika, keakuratan hasil perhitungan diatas 99,99%.
Sistem metrik pada awalnya didasarkan pada pengukuran lingkar meridian
bumi, jarak dari khatulistiwa ke kutub Utara dibagi menjadi 10 juta
bagian yang ukuran meter. Scoot menganalisis diameter gabungan Bumi dan
Bulan, diameter kutub Bumi dan bulan dengan pola 10000 x F kilometer,
dimana F adalah rasio emas (kira-kira 1,61803) dan hasilnya 99,97%.
Diameter rata-rata Bumi dan Bulan jika digabungkan 10,077 mil (99,99%).
Perimeter dasar (panjang keliling) Piramida Besar Mesir adalah 1007,7
meter dimana hasil ini merupakan angka yang sama tetapi mengukur jarak
dalam satuan yang berbeda. Selain itu, dalam pengukuran laut juga
ditemukan misteri angka 666. Jarak diukur sepanjang meridian menggunakan
rumus: 6x6x6x100 menit busur lingkaran meridian. Dengan konvensi
internasional, satu mil laut didefinisikan 1852 meter, faktanya bahwa
1851.85 meter sama dengan 5555.55 kaki, dan 5555.55 meter sama dengan
66,666.6 inci.
Dengan memberi persegi diputar 45 derajat di ketinggian Piramida Besar,
maka resonansi misterius muncul. Scott membatasinya dengan lingkaran dan
menempatkan model bumi didalamnya dan kemudian diputar porosnya
sehingga Giza tepat berada ditengah. Pola ini juga ditambah sosok
manusia duduk dalam postur meditasi mengungkapkan bahwa sungai Nil
sesuai dengan aliran berkelok-kelok, dimana energi kundalini mengalir
dari jantung ke kelenjar pineal.
Geometri dapat digunakan untuk mengukur apa pun pada tubuh, bangunan,
kota, Bumi dan lainnya. Piramida Besar Mesir awalnya dibalut batu kapur
putih, beberapa batu pembalut itu selamat dan dari situlah bagaimana
mengetahui sudut kemiringan piramida yang bernilai 51°51' sehingga
diperoleh tinggi desain Piramida Besar 481 meter. Piramida ini dulunya
terlihat seperti gunung putih berkilauan, dan anehnya puncak Mont Blanc
tertinggi di Eropa dengan ketinggian 4810 meter. Mont Blanc berjarak 481
kilometer dari Louvre Pyramid, yang juga dibangun berdasarkan sudut
kemiringan Piramida Besar. Apakah angka ini hanya kebetulan?
Scott juga menemukan jarak antara situs suci, misalnya antara Ka'bah di Mekah dan Tembok Barat di Yerusalem berjarak 666,6 mil nautikal, kemudian jarak Easter Island ke Mount Everest 6066 kilometer. Apakah angka 666 juga kebetulan?
Bagaimana dengan perhitungan ini, jika sumbu bumi dalam posisi miring
66.6° dari ekliptika (90-23,4 = 66.6), Bumi bergerak sekitar 66,600 mil
perjam (akurasi 99,9%) dalam perjalanan mengelilingi Matahari. Afrika
diukur 66.6° dengan lebar dari barat ke timur, sebuah garis ditarik dari
titik paling selatan di Afrika, karena dari utara ke titik menyentuh
Mediterania berukuran 66.6°. Dari Mediterranean diambil 33,33° melebar
dari Gibraltar ke titik paling timur dekat Beirut.
Bukan kebetulan, maka hampir semua aspek yang dianggap penting sangat terkait dengan misteri angka 666,
misteri yang sampai saat ini masih belum bisa terjawab. Apakah
orang-orang terdahulu sudah memahami dan sengaja membuatnya dengan
ukuran terkait angka 6? Bahkan tubuh manusia dan Bumi juga memiliki hal
yang sama, masihkan Anda menganggap misteri angka 666 terkait dengan
satanisme? Kelompok yang menggunakan angka 6, mereka sangat memahami
misteri kekuatan angka yang diciptakan Tuhan dan menggunakannya sebagai
bagian dari ritual.
0 komentar:
Posting Komentar