Image via |
Namun, siapa sangka fenomena alam yang satu ini justru mengubah pandangan orang yang jijik atau benci bila melihat ulat, belatung, atau sejenisnya, menjadi kagum dan terpana akan keindahannya. Fenomena alam apa dan dimanakah itu?
Jawabannya tak lain adalah 'The Waitomo Glowworm Caves' (Gua Larva Berpijar Waitomo). Adalah sebuah gua bawah tanah yang terletak di Kota Waitomo, Selandia Baru. Di dalamnya dihuni oleh populasi besar larva-larva kecil berpijar yang menempel di langit-langit gua. Larva yang berpijar memancarkan cahaya hijau toska dan mengubah gua yang gelap gulita menjadi terang bercahaya layaknya langit malam di luar angkasa yang bertabur bintang.
Image via |
Ketika dewasa glowworm berubah bentuk menjadi agas/nyamuk jamur (fungus gnat). Bentuk larvanya masih terlihat dengan panjangnya tubuh nyamuk/agas jamur.
sumber: www.nature.com |
sumber: Stuff |
Gua Waitomo Glowworm pertama kali dieksplorasi pada tahun 1887 oleh Kepala Maori lokal Tane Tinorau bersama dengan surveyor Inggris Fred Mace. Orang Maori lokal mengetahui keberadaan gua, tapi gua-gua bawah tanah tidak pernah secara luas dieksplorasi hingga akhirnya Fred dan Tane pergi untuk menyelidiki. Mereka membuat rakit dan membawa lilin untuk masuk ke dalam gua bawah tanah yang dialiri sungai.
Image via |
Pada tahun 1889, Tane Tinorau membuka gua itu untuk wisatawan. Dengan biaya kecil dia bersama istrinya, Huti memandu para wisatawan ke dalam gua. Selanjutnya, pada tahun 1906 administrasi gua diambil alih oleh pemerintah. Mereka sekarang menerima persentase dari pendapatan gua dan terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan gua.
sumber: whenonearth.net |
0 komentar:
Posting Komentar