Pages

Senin, 20 Oktober 2014

PESAWAT TANPA AWAK INGGRIS

Taranis, drone tempur milik Inggris.
Drone atau pesawat tanpa awak, kini bukan lagi milik Amerika. Beberapa negara mulai mengembangkannya, seperti di Asia ada China, yang tengah memodernkan alat tempurnya. Dan yang terbaru datang dari daratan Eropa, yaitu Inggris.

Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) telah berhasil menguji coba pesawat tanpa awak ini, yang diberi nama Taranis, yang mempunyai arti Dewa Guntur Celtic. Uji coba tersebut dilakukan di sebuah gurun pasir, dan terbilang sukses.


"Pesawat take off dengan sempurna saat demonstrasi, dan 15 menit penerbangan pertamanya sangat sempurna," menurut sumber MoD kepada ABC news.

Dengan uji coba ini menunjukkan jika Inggris mampu mengembangkan pesawat tanpa awak. Dan pembuatan pesawat tersebut merupakan hasil dari insinyur Inggris. Drone tersebut mempunyai kecepatan supersonik, dan mampu membawa rudal dan bom yang bisa dipandu dari darat. Sehingga efektivitas dan keakuratannya sangat rinci.

Militer Inggris mengkalim, jika Taranis mampu dikontrol dari manapun, karena koneksinya menggunakan link satelit. Serta dapat terbang tanpa terdeteksi oleh radar musuh.

Biaya pembuatan Taranis sekitar US$336,5 juta atau sekitar Rp4 triliun. Ini merupakan proyek ambisius militer Inggris, yang selama ini pembuatan drone lebih didominasi oleh Amerika dan Israel.

"Ini merupakan evolusi yang dilakukan dari sebelumnya. Dan tonggak dari  awal posisi Inggris menjadi yang terdepan dalam keunggulan rekayasa dan inovasi," ucap juru bicara MoD.

0 komentar:

Posting Komentar