Pages

Sabtu, 11 Oktober 2014

GOOGLE SECURITY

Tabriz merupakan kepala keamanan di Google Chrome, yang membawahi sebuah tim yang terdiri dari 30 ahli keamanan di seluruh Eropa dan kampus Google di Mountain View, California.
Siapa yang tidak kenal mesin pencari Google. Setiap netizen selalu menggunakan mesin pencari yang bermarkas di Mountain View, California itu untuk mencari segala informasi di dunia maya.
Saking terkenalnya, Google sering menjadi target para hacker untuk mencari kelemahan sistem perusahaan pembuat browser Google Chrome itu.
Untuk itu, Google pasti membutuhkan seorang hacker anti-hacker yang tangguh. Seorang ahli keamanan yang terbiasa mengatasi miliaran serangan online. Dan dia adalah seorang wanita berusia 31 tahun bernama Parisa Tabriz.
Tabriz merupakan kepala keamanan di Google Chrome, yang membawahi sebuah tim yang terdiri dari 30 ahli keamanan di seluruh Eropa dan kampus Google di Mountain View, California.
Wanita keturunan Iran-Amerika ini bertanggung jawab terhadap keamanan browser yang paling banyak digunakan di dunia, Google Chrome. Dia bahkan punya julukannya sendiri, yakni Security Princess.
"Saya pikir kata 'Ahli Keamanan Informasi' terdengar membosankan. Orang-orang di industri keamanan terlalu menganggapnya serius. Jadi Security Princess mungkin agak terdengar aneh (bagi mereka)," kata penyuka rock climbing ini.
Lahir dari ayah Iran dan ibu Polandia, Tabriz besar di Chicago bersama dua adik laki-lakinya. Lucunya, dia tidak punya komputer sampai kuliah teknik komputer di University of Illinois.
Setelah lulus tahun 2007, Tabriz langsung bekerja di Google. Tahun 2012 namanya tercantum dalam daftar 30 orang di bawah usia 30 yang akan cemerlang di industri teknologi versi majalah Forbes.
Salah satu tugas hariannya di Google adalah memberikan seminar kepada hacker 'baik' yang kurang pengalaman, dalam melindungi mesin pencari Google.
Berbicara mengenai orang yang mencuri dan membocorkan foto telanjang selebriti, Tabriz berkata, "Yang dilakukan orang itu bukan hanya menyerang korban. Tapi itu adalah tindakan kriminal. Dan sebagai hacker aku ikut sedih."
"Saya merasa kami, sebagai hacker, perlu mengadakan pendidikan untuk menunjukkan kami tidak seperti itu."
Google menawarkan hadiah berupa uang tunai US$ 30.000 bagi yang bisa menemukan bug di Google Chrome. Hingga sekarang, Google telah memberikan US$ 1,25 juta untuk memperbaiki 700 bug yang diidap Chrome. (Ism, Daily Mail)

0 komentar:

Posting Komentar