Pages

Minggu, 23 Februari 2014

GUNUNG MELETUS

Tahun 1586, 1901, 1919, 1951, 1966, 1990, 2007 dan 2014

Kelud erupting header
Teks Sanskerta, berjudul “Goentoer Pabanjoepinda” yang ditulis pada tahun 1334 dan dikutip oleh geolog dari Museum Geologi Bandung, Indyo Pratomo dalam disertasinya, Etude de l’éruption de 1990 du volcan Kelud (1992), menggambarkan karakter letusan Kelud di masa lalu itu,
“…. Bumi mengguncang, uap panas dimuntahkan dari gunung api dan banyak abu jatuh, gemuruh guntur, petir besar-besar…, muntahan lahar segera tiba kemudian….”
Selama lebih dari 1.000 tahun, upaya mengatasi letusan Kelud lebih terfokus pada muntahan lahar ini. Bahkan, istilah lahar, yang kemudian dipakai dalam term vulkanologi secara global, berasal dari fenomena Kelud ini.
“Kalau Kelud meletus lagi, semoga saat itu saya tidak lagi menjadi Kepala PVMBG,” kata Surono seorang pakar volcanologist Indonesia saat di kawah Kelud, Jawa Timur, 4 November 2011 lalu.
Dr. Surono adalah seorang ahli geofisika Indonesia yang menjabat sebagai Kepala Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM. Saat ini menduduki posisi staf ahli Menteri ESDM Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup.
Surono yang lahir di Jakarta, 8 Juli 1955 melanjutkan ucapannya, “Saya tidak bisa membayangkan bagaimana letusan Kelud ke depan,” ujar Surono seperti yang dikisahkan oleh seorang wartawan pada beberapa waktu lalu saat ke pucak Kelud sebelum “meledak” pada 13-14 Februari 2014 lalu.
http://nimg.sulekha.com/others/original700/surono-2010-11-21-9-40-14.jpg
Dr. Surono Kepala Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM. (sulekha.com)
Pagi itu gerimis, kami menuruni tangga menuju bekas danau kawah Kelud yang telah menghilang. Surono lalu berdiri di kaki kubah lava yang masih menguarkan bau belerang. Saya melihat rautnya gelisah. “Peta KRB (Kawasan Rawan Bencana) Kelud harus sudah diubah,” katanya.
Saat itulah dia kemudian menyampaikan rasa ngeri pada letusan Kelud di masa mendatang. Ketika Kelud akhirnya meletus, pada Kamis (13/2/2014) malam lalu. Surono memang telah berhenti sebagai Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Namun, dia ternyata tidak bisa lepas dari Kelud karena pada Jumat (14/2/2014) pagi, Surono justru dilantik menjadi Kepala Badan Geologi Kementerian yang membawahi PVMBG.
http://volcano.si.edu/volcanoes/region06/java/kelut/3303kel7.jpgKelud memang spesial bagi Surono. Gunung ini ibarat Kawah Candradimuka, yang menggodok kepakarannya soal gunung api.
Kelud mengantarkan Surono meraih gelar master dan doktor dari Université Joseph Fourier, Grenoble, Perancis, karena penelitiannya tentang instrumen akustik untuk memantau kondisi Kelud saat gunung itu meletus pada tahun 1990 lalu.
Gunung Kelud / Kloot Volcano atau sering juga dituliskan menjadi Kelut yang dalam bahasa Jawa berarti “sapu”. dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete, adalah sebuah gunung berapi di Jawa Timur, yang masih aktif.
Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri. Bersama dengan Gunung Merapi, Gunung Kelud merupakan gunung berapi paling aktif di Indonesia.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e1/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_krater_van_de_Gunung_Kelud_na_de_vulkaanuitbarsting_van_1901_TMnr_60025875.jpg
Gunung Kelud 1901 (Pic: COLLECTIE TROPENMUSEUM, via: wikimedia.org)
Sejak tahun 1000 Masehi, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI).
Namun diantara semua letusannya, hanya akan dirangkai beberapa saja di dalam artikel ini.
A. Letusan Pra Abad 20
Upaya pertama dan tertua yang tercatat dalam sejarah untuk mengatasi lahar Kelud adalah pembangunan sodetan.
Pembangunan sodetan (atau terusan kali) ini adalah dari Sungai Konto ke Sungai Harinjing atau sekarang dikenal sebagai Sungai Serinjing di Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kediri. (Kelud Revolusi Gunung Api, laporan khusus Ekspedisi Cincin Api Kompas, 21 Januari 2012) .
Prasasti Harinjing atau juga disebut ‘Sukabumi’ yang ditemukan di sekitar Desa Siman mencatat upaya itu. Prasasti dengan angka tahun 921 Masehi ini diperkirakan dibuat pada era pemerintahan Tulodong
http://jawatimuran.files.wordpress.com/2012/02/prasasti-harinjing1.jpg?w=290&h=398
Prasasti Harinjing atau juga disebut ‘Sukabumi’ yang ditemukan di sekitar Desa Siman. (jawatimuran.wordpress.com)
Prasasti tersebut memuat informasi tentang pembangunan bendungan (mula dawuhan) dan saluran sungai (dharmma kali) yang keduanya dibangun pada tahun 804 Masehi.
Kanal buatan ini saat ini dikenal sebagai Sungai Harinjing, sekarang bernama Sungai Serinjing.
Sedangkan sejak tahun 1300 Masehi, baru tercatat bahwa gunung Kelud ini aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.
Sedangkan sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa.
Kemudian pada letusan gunung Kelud berikutnya di tahun 1586 masehi, tercatat telah merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa!
Sudetan waduk gunung Kelud yg telah ada sejak zaman Mpu Sindok
B. Letusan Abad ke-20
Pada abad ke-20, letusan Gunung Kelud tercatat pernah meletus sebanyak lima kali, yaitu pada tahun :
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9c/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Solfataren_in_de_krater_van_de_vulkaan_Gunung_Kelud_TMnr_10023721.jpg
Solfatara di kawah gunung api Kelud 1919 (Pic: COLLECTIE TROPENMUSEUM, via: wikimedia.org)
- Tahun 1901
(selang 18 tahun)
- Tahun 1919 (1 Mei)
(selang 32 tahun)
- Tahun 1951
(selang 15 tahun)
- Tahun 1966
(selang 24 tahun)
- Tahun 1990.
(selang 17 tahun ke letusan berikutnya, 2007)
Pola ini membawa para ahli gunung api kepada ‘siklus 15 tahunan’ bagi letusan gunung ini. Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.
1. Letusan tahun 1919
Pada era Belanda, saat Kelud meletus pada 1919, volume air danau kawah saat itu mencapai 40 juta meter kubik. Letusan di tahun 1919 ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban hingga 5.160 jiwa. Letusan dahsyat yang mematikan pada tahun 1919 ini juga merusak sampai 15.000 hektar lahan produktif.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Gebouwen_op_de_flanken_van_de_vulkaan_Gunung_Kelud_na_de_uitbarsting_op_19_mei_1919_TMnr_60044980.jpg
Bangunan di sisi-sisi gunung api Kelud setelah letusan pada 19 Mei 1919. (pic: COLLECTIE TROPENMUSEUM via wikimedia.org)
Hal itu terjadi akibat aliran lahar Kelud yang turun dengan deras hingga mencapai jarak 38 km dibawahnya, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar sejak tahun 1905 namun tak dapat menampung.
Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air Danau Kawah.
Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan selesai pada tahun 1926.
Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan dan masih berfungsi hingga beberapa tahun kedepannya.
2. Letusan tahun 1966
Kelud tunnelPada masa setelah kemerdekaan, dibangun lagi terowongan baru sebagai tambahan dari terowongan yang lama, setelah letusan tahun 1966.
Terowongan atau tunnel yang baru itu berada 45 meter di bawah terowongan lama.
Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
3. Letusan tahun 1990
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu dari tanggal 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/40/Kelut.jpg
Gunung Kelud dengan danau kawah (1980) menunjukkan kawah Kelud yang berupa danau. Vegetasi sudah tampak tumbuh. (John Dvorak / USGS, via: wikimedia.org)
Lahar dingin menjalar hingga 24 kilometer dari danau kawah dan melalui 11 sungai yang berhulu dari gunung itu.
Letusan ini sempat menutup Terowongan Ampera akibat banyaknya volume material vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung ini.
Sehingga hal itu menyebabkan Terowongan Ampera tersebut tak dapat menampung lagi jumlah material yang ada, lalu buntu atau tersumbat. Proses normalisasi Terowongan Ampera baru selesai pada tahun 1994.
C. Letusan Abad ke-21
Memasuki abad ke-21, gunung Kelud telah tiga kali mengalami erupsi, yaitu pada tahun:
http://alain.lave.be/Indonesie_2009/projet_circuit/Kelut_AB.jpg
Gunung Kelud 2012. Kubah lava 2007 tampak di tengah, dengan latar belakang Puncak Kelud. Di sebelah kiri adalah bagian dari Puncak Gajahmungkur. (alain.lave.be)
- Tahun 2007
(selang 3 tahun)
- Tahun 2010
(selang 4 tahun)
- Tahun 2014 (13-14/2/14)
Terlihat pada letusan ini dibanding letusan-letusan sebelumnya, telah terjadi perubahan frekuensi pada letusan gunung Kelud pada abad 21 ini.
Perubahan frekuensi letusan ini terjadi akibat terbentuknya sumbat lava yang terdapat di mulut kawah gunung Kelud. Akibat adanya penyumbatan oleh lava itu, maka tekanan dari dalam magma yang mendesak keluar, menjadi tersumbat.
Hal ini membuat tekanan yang seharusnya sudah keluar, menjadi mengumpul dan mengumpul. Jika tak tersumbat maka tekanan energi dari magma gunung Kelud akan terus-menerus keluar dengan lancar, maka periode letusan akan lebih jarang seperti periode-periode sebelumnya.
kelud petir 02
Kelud volcano exploding with thunder strorm (13-14 February 2014)
Tapi sejak kini hal itu tak berlaku lagi karena mulut kawah tertutup. Maka itu, energi magma yang terkumpul menjadi begitu besarnya, sehingga terjadi letusan yang lebih sering dibanding periode sebelumnya.
Jadi jika gunung Kelud meletus maka akan mengakibatkan ledakan yang memiliki kekuatan energi yang jauh lebih besar dari biasanya hingga dapat menyebabkan badai petir dan gumpalan material vulkanik yang dilontarkan dapat membumbung tinggi di atmosfir hingga mencapai puluhan kilometer diatasnya.
Hal ini dapat diibaratkan bagai sebotol minuman soda, yang dapat menyembur setelah botol dikocok namun tutup botol masih menyumbat. Saat tutup botol dilepas, maka tekanan yang lebih kuat dari biasanya akan mendorong air soda lebih besar dibanding pada botol soda yang dikocok namun kepala botolnya tak tertutup.
1. Dijadikan Daya Tarik Objek Wisata
Sejak tahun 2004, hubungan jalan darat menuju kawasan puncak Gunung Kelud telah diperbaiki untuk mempermudah para wisatawan serta penduduk.
Gunung Kelud telah menjadi obyek wisata Kabupaten Kediri dengan atraksi utama adalah kubah lava. Di puncak Gajahmungkur dibangun gardu pandang dengan tangga terbuat dari semen.
kelud wisata 03
Tangga dari semen yang menuju ke Kubah Lava ini telah dibuat sejak 2004. Foto diambil setelah letusan di tahun 2007
Pada malam akhir pekan, kubah lava diberi penerangan lampu berwarna-warni.
Selain itu, telah disediakan pula jalur panjat tebing di puncak Sumbing, pemandian air panas, serta flying fox.
Tindakan Kabupaten Kediri membangun kawasan wisata ini mendapat protes dari Kabupaten Blitar, yang menganggap wilayah puncak Kelud merupakan wilayahnya.
Sengketa wilayah ini terutama meruncing setelah turunnya Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/113/KPTS/013/2012 yang menyatakan bahwa kawasan puncak Kelud merupakan wilayah Kabupaten Kediri.
2. Letusan tahun 2007
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November di tahun yang sama. Gejala ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh.
Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya.
Status “awas” (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.
http://indocropcircles.files.wordpress.com/2014/02/cb556-volcano_wideweb__470x3460.jpg?w=288&h=212Di tahun 2007 ini, PVMBG yang telah mengevakuasi warga di sekitar Kelud hingga berbulan-bulan, namun gunung ini tak juga meletus eksplosif, sehingga banyak pihak yang mencibir keputusan itu.
Surono pernah merasakan pahitnya cibiran saat dia mengevakuasi warga, termasuk seluruh stafnya dari Pos Pemantauan Kelud pada tahun 2007.
Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal.
Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak.
Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.
kelud 001
Foto kubah lava Gunung Kelud pada November 2007 saat munculnya sumbatan anak gunung baru di kawah lavanya membuat danau menguap dan lama-kelaman menghilang.
kelud 002 kelud 003
Keterangan foto-foto diatas: Foto kubah lava Gunung Kelud pada November 2007 saat munculnya sumbatan “anak gunung baru” dikawah lavanya membuat danau menguap dan lama-kelaman menghilang.
Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak.
Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.
Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih yang mengepul dari tengah danau kawah.
http://volcano.si.edu/volcanoes/region06/java/kelut/3303kel2.jpg
(volcano.si.edu)
Lalu diikuti dengan munculnya kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007, dan kubah itu terus “tumbuh” hingga berukuran selebar 100 m (lihat foto dibawah).
Akibatnya air di danau kawah gunung Kelud terus menguap karena panas yang berasal dari bawahnya, akhirnya danau mengecil dan hanya berupa kubangan.
Para ahli menganggap bahwa kubah lava itulah yang selama ini menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa pada letusan sebelumnya ditahun 1990.
Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi “siaga” (tingkat 3).
Akibatnya, danau kawah Gunung Kelud praktis “hilang” karena kemunculan kubah lava yang besar. Yang tersisa hanyalah kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.
http://alain.lave.be/Indonesie_2009/projet_circuit/Kelut_AB.jpg
Gunung Kelud 2012. Kubah lava 2007 tampak di tengah, dengan latar belakang Puncak Kelud. Di sebelah kiri adalah bagian dari Puncak Gajahmungkur. (alain.lave.be)
kelud wisata 01 kelud wisata 02
Keterangan foto: Kawah Gunung Kelud selain menjadi tujuan wisata bagi turis asing dan domestik (kiri), juga sebagai tempat upacara spiritual (kanan) (video).
3. Letusan tahun 2014
Peningkatan aktivitas Gunung Kelud mulai kembali terjadi di akhir tahun 2013. Pada 10 Februari 2014, status meningkat menjadi Siaga (Level III)
Pada 13 Februari 2014, sebelum meletus, tercatat gunung Kelud telah mengalami gempa vulkanik dangkal sebanyak 190 kali, dan gempa vulkanik dalam sebanyak 442 kali pada pukul 12:00-18:00 WIB
Pada pukul 21.15 WIB, status menjadi Awas. Persiapan-persiapan mengenai kebencanaan telah mulai dilakukan. Kawasan seputar 5 km dari titik puncak kawah telah disterilkan dari kegiatan manusia. Lalu, radius pengosongan aktifitas manusia diperlebar menjadi 10 km dari puncak.
Kelud erupting 01
Mount Kelud erupting, as seen from Mbalak village in East Java. (Photo AP.)
Erupsi tipe eksplosif diprediksikan akan kembali terjadi setelah hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga dilokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, yaitu wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, bahkan hingga kota Pare, Kediri.
Menurut rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG), wilayah Wates dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava. Karena erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) bisa saja terjadi.
kelud volcanic dust on borobudur
Candi Borobudur terkena abu vulkanik Kelud, 14 Februari 2014.
Benar saja, belum sempat pengungsian dilakukan, pada 13 Februari 2014 pukul 22.50 terjadi letusan tipe ledakan (eksplosif).
Abu vulkanik Kelud yang terlontar pada letusan terdahsyatnya, setinggi 17 kilometer! Dan melontarkan kerikil sejauh 25 kilometer!
Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kota Solo dan Yogyakarta (200 km), bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah.
Pada tanggal 14 Februari 2014, saat dini hari, gemuruh aktivitas gunung juga sesekali terdengar hingga wilayah Kabupaten Jombang.
Pada pukul 02:00 AM, letusan Gunung Kelud mulai mereda. Namun untuk mencegah hal yang tak diinginkan, BMKG tetap menyatakan area steril dengan radius sejauh 10 kilometer dari puncak Kelud tetap berlaku.
Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan-pelan.
kelud petir 01Di sisi lain banyak pengguna kendaraan atau warga di sekitar Kota Madiun yang terganggu akibat erupsi tersebut.
Pada letusan gunung Kelud sejak Kamis malam hingga Jum’at dini hari, (13-14 Februari 2014), telah menyebabkan 2 orang tewas akibat kecelakaan saat mengungsi dan membuat 100.248 orang harus menjauh dan diungsikan dengan jarak minimal 10 kilometer.
Sementara itu beberapa bandara di pulau Jawa ditutup akibat tebalnya abu vulkanik. Bandara yang ditutup diantaranya adalah bandara di Surabaya, Malang, Jogjakarta, Semarang, Solo bahkan Bandung.
Akibatnya ratusan penerbangan dibatalkan. Pihak angkasa pura dan maskapai penerbangan mengaku merugi hingga milyaran rupiah.
bandara Juanda Surabaya abu kelud
Sebuah pasawat yang sedang parkir di bandara Juanda Surabaya terlihat terkena abu vulkanik dari gunung Kelud
Empat hingga lima buah alat pencatatan aktivitas di Pos Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) sekitar Gunung Kelud, Kediri Jawa Timur juga mengalami kerusakan.
Alat berupa seismograf itu rusak akibat tertimbun oleh material batu dan debu yang berjarak hanya lima kilometer dari gunung.
Rusaknya alat tersebut mengganggu PVMBG untuk memantau aktivitas gunung Kelud dari kantor PVMBG yang ditampilkan melalui layar, menjadi tidak berfungsi sama sekali. Maka pertugas melakukan pemantauan selanjutnya dengan peralatan manual.
C. Hubungan Letusan Gunung Kelud 2014 dan Fenomena Alam
Pada letusan tahun 2014 ini pula, banyak kejadian yang berhasil direkam oleh media ataupun oleh warga. Jadi, ini adalah kali pertamanya gunung Kelud banyak didokumentasikan oleh media dan individu, dibanding dengan letusan-letusan sebelumnya yang mungkin jauh lebih mematikan dan tak sebanding dengan kedahsyatan letusannya di tahun 2014 ini.
1. Sebaran abu dan material vulkanik
Pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014, awan debu vulkanik gunung Kelud terbawa angin hingga ratusan kilometer ke arah barat dan timur pulau Jawa. Material vulkanik yang dilontarkan gunung Kelud saat meletus adalah setinggi 17 kilometer, dan jatuhan material kerikil kurang lebih sejauh 20 kilometer.
Lontaran material vulkanik dengan energi kuat inilah yang menyebabkan tersebarnya abu gunung Kelud dapat menyebar dengan jarak yang jauh, hingga ratusan kilometer dari kepundannya.
sebaran debu kelud Feb. 2014
Pada ketinggian 1-5 kilometer, hembusan angin ke arah timur dan membawa debu vulkanik hingga ke kota Ampenan di pulau Lombok. Sedangkan pada ketinggian 5-17 kilometer, hembusan angin ke arah barat dan membuat kota diwilayah Jawa Tengah dan Jogjakarta sempat gelap.
Bahkan pada siang dan sore hari pada tanggal yang sama, 14 Februari 2014, debu dapat mencapai hingga Ciamis, Garut, Tasikmalaya dan Bandung bahklan Bogor di Jawa Barat.
peta sebaran debu gunung kelud
Pada tanggal 15 Februari 2014, hembusan angin cenderung berubah arah yaitu kearah selatan dan tenggara.
Hal ini membuat sisa-sisa material abu vulkanik gunung Kelud yang masih melayang di angkasa merubah arahnya ke Samudera Hindia. Akibatnya hujan abu vulkanik dibeberapa wilayah dan kota sudah mulai berkurang.
2. Petir dan Guntur diatas Gunung Kelud
Rekaman berupa foto dan video (lihat pada bawah halaman) saat Kelud menggelegar banyak yang beredar. Bahkan terlihat hingga banyak sekali petir menyambar dengan suara guntur. Secara ilmiah, petir tersebut dalam bahasa Inggris dinamakan dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning.
Dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning ini merupakan fenomena cuaca yang terjadi ketika aktivitas gunung mulai meningkat dan akhirnya memunculkan petir.
kelud erupting 14 Feb 2014 01 kelud erupting 14 Feb 2014 02
kelud erupting 14 Feb 2014 03 kelud erupting 14 Feb 2014 04
Keterangan foto atas: Gunung Kelud saat meletus pada Kamis malam Jum’at 13 Februari 2014 (pict. by: Andhika Yuswantara)
Dalam sebuah penelitian ilmiah, fenomena ini terjadi karena muatan listrik yang dihasilkan itu terjadi ketika fragmen batuan, abu vulkanik dan partikel es bertabrakan dan menghasilkan listrik statis.
Pada umumnya, terdapat sekitar 300 kali petir yang muncul ketika gunung berapi mulai menunjukkan aktivitasnya. Erupsi gunung berapi juga melepaskan sejumlah air yang berfungsi sebagai ‘bahan bakar’ badai petir tersebut.
“Selama erupsi terjadi, akan ada banyak petir besar dan kecil serta bunga api yang muncul dan terlihat seperti membelah kawah gunung berapi,” jelas Ronald J Thomas, seorang fisikawan atmosfer dari New Mexico Tech.
kelud erupting 14 Feb 2014 05 kelud erupting 14 Feb 2014 06
Keterangan foto atas: Gunung Kelud saat meletus pada Kamis malam Jum’at 13 Februari 2014 (pict. by: Asthadi Setyawan)
3. Hubungan Konjungsi Bulan dan Letusan Kelud
Perlu diketahui bahwa aktifitas gempa tektonik maupun gempa vulkanik biasanya beriringan dengan saat konjungsi maupun purnama Bulan.
http://indocropcircles.files.wordpress.com/2014/02/92d60-poliubhjs.jpg?w=283&h=225Adapun purnama Bulan pada bulan Robi’ul Akhir itu bertepatan dengan tanggal 15 Februari 2014 pukul 05:55:46 , yang berarti gunung Kelud meletus 32 jam 5 menit 46 detik sebelum saat purnama.
Gunung Kelud meletus beberapa saat (9 menit) setelah Bulan transit di atas langit.
Saat transit bulan, adalah saat dimana posisi Bulan, Bumi dan matahari berada hampir atau paling sejajar pada garis lurus.
Artinya, Bulan berada pada posisi paling vertikal diatas kepala kita pada hari itu, atau yang terjadi pada saat jarak sudut (elongasi) suatu benda dengan benda lainnya, walau tak terjadio gerhana Bulan namun nyaris nol derajat.
http://i.imgur.com/jGab0dV.jpgPada hari itu, Kamis, 13 Februari 2014 Bulan transit di atas langit Malang dan sekitarnya pada pukul 22:41 WIB, sembilan menit kemudian yakni pukul 22:50 WIB gunung Kelud meletus.
Posisi Bulan saat transit pukul 22:41 WIB berada di azimut 00° 11’ Altitude 68° 50’ dihitung dari lokasi Gunung Kelud yang mana koordinatnya 112° 18’ 28” bujur timur, 7° 55’ 48” lintang selatan.
Adakah korelasinya antara aktivitas gunung meletus dengan fase-fase Bulan maupun transit Bulan? Secara ilmiah saat ini belum ditemukan korelasinya, akan tetapi sudah pasti terjadi peningkatan gaya gravitasi.
http://www.lobstermanspage.net/tides/images/moonorb1.gifJadi, bisa saja aktivitas vulkanik yang meningkat pada level tertentu sebelum gunung Kelud meletus, adalah akibat adanya pengaruh gaya gravitasi Bulan yang lebih dominan pada saat Bulan transit diatas kota Malang.
Hal tersebut tentunya sedikit banyak akan menarik magma gunung berapi ke arah atas, sehingga memicu gunung berapi yang kondisinya sudah di ujung tanduk untuk meletus.
4. Material Abu Vulkanik Gunung Kelud Berbeda
Saat letusan di tahun 2014 ini, gunung Kelud telah memuntahkan material vulkanik sebanyak 100 juta meter kubik. Material sebanyak itu hanya dimuntahkan Kelud dalam waktu singkat.
http://krjogja.com/photos/batu.jpg
Kerikil besar dari gunung Kelud yang ditemukan di wilayah Blitar dan Kediri (foto: krjogja.com)
Jika dibandingkan dengan gunung Merapi yang meletus sebelumnya, maka material vulkanik yang dikeluarkan gunung Merapi untuk mencapai 100 juta meter kubik harus dibutuhkan dalam waktu sebulan lamanya.
Jika dibandingkan dengan gunung Sinabung di Sumatera Utara yang meletus sejak September 2013 hingga Februari 2014, dan hingga kini masih terus berlangsung, atau telah 5 bulan lamanya, material vulkanik yang dikeluarkan selama 5 bulan itu belum mencapai 100 juta meter kubik.
Sedangkan menurut penelitian dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta, ukuran material vulkanik yang dikeluarkan dari Gunung Kelud memiliki ukuran yang berbeda-beda.
Untuk ukuran material vulkanik berupa pasir ditemukan pada jarak yang jauh hingga Solo dan Jogjakarta, sedangkan material berupa abu yang sangat halus dapat terbang sejauh ribaun kilometer mengikuti arah angin.
http://krjogja.com/photos/9bde373af2f7591915a4244be6179f23.jpg
Kerakal dari gunung Kelud yang ditemukan di wilayah Blitar dan Kediri (foto: krjogja.com)
Sejauh ini abu vulkanik gunung Kelud ke arah timur mencapai pulau Lombok di Nusa Tenggara Timur.
Dan abu vulkanik yang ke arah barat lebih jauh lagi karena diakibatkan angin berhembus ke arah barat. Sejauh ini abu vulkanik telah ditemukan hingga Garut, Tasikmalaya, Bandung, hingga Ciamis di Jawa Barat.
Sedangkan material vulkanik berupa kerikil dan kerakal ditemukan di daerah Kediri, Blitar dan sekitarnya.
Pecahan bebatuan tersebut memang cukup besar, bukan hanya sekadar kerikil kecil. Menurut warga Blitar dan Kediri, volumenya pun cukup banyak.
Menurut penduduk setempat, kalau material kerikil dan kerakal itu dikumpulkan maka bebatuan yang menghujani atap tiap rumah, bisa mencapai satu truk!
material vulkanik gunung kelud Februari 2014
Batuan kerakal sebesar tangan orang dewasa dari gunung Kelud yang ditemukan di wilayah Blitar dan Kediri hingga sejauh 10 km dari puncaknya (foto: liputan6.com)
Bentuknya putih seperti batu kapur tetapi ada bintik-bintik hitam. Bentuknya macam-macam, kebanyakan berupa serpihan atau pecahan.
Selain itu, material sebesar kepalan tangan juga jatuh dan tersebar pada radius hingga 10 kilometer dari kubah Kelud. Meski demikian kerikil, kerakal apalagi batuan kecil dari gunung Kelud itu cukup sakit kalau mengenai kepala jika tanpa penutup topi atau helm.
Tak bisa dibayangkan, bagaimana paniknya warga dikala itu, pada saat malam gelap, tiada lampu lagi yang menyala, dihujani kerikil dan kerakal yang “masih hangat” dari lontaran gunung Kelud.
kelud02
Sedangkan tekstur abu vulkanik gunung Kelud yang diteliti pun, ternyata lebih lembut jika dibandingkan dengan abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Merapi. Warna abu juga berbeda. Abu dari Kelud berwarna kecokelatan, sedangkan abu Merapi cenderung abu-abu.
Kandungan kimia abu dari Kelud masih diteliti. Karena teksturnya sangat lembut, abu itu sangat mudah terserap ke dalam paru-paru jika terhirup. Karena itu, masyarakat diwajibkan menggunakan masker.
kelud volcanic dust in Jogjakarta 14 Feb. 2014.
Debu material Kelud di Jogjakarta, pagi hari 14 Feb. 2014.
Walaupun bertekstur lembut, abu vulkanik dari Kelud juga sangat licin. Abu vulkanik ini akan memadat dan mengeras jika tersiram air.
Ini membahayakan warga yang mengendarai mobil atau sepeda motor karena jalanan yang tertutup abu menjadi licin. Warga diminta berhati-hati.
Abu vulkanik mengandung beberapa unsur kimia. Yang paling dominan adalah silika, aluminium, kalsium, dan kadar besi.
Pihak pelayanan masyarakat atau pemerintah telah mengimbau kepada masyarakat agar mengenakan masker. Sebab, abu vulkanik bisa mengakibatkan penyakit   infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Surabaya Hujan Abu Kelud, Walikota Risma Bagikan Masker ke Warga.
Surabaya yang juga terkena hujan abu dari gunung Kelud, membuat walikota Surabaya, Tri Rismaharini atau akrab dipanggil Risma, ikut turun ke pinggir jalan bersama sukarelawan lainnya untuk membagikan masker ke warganya. Foto diambil pada tanggal 14 Februari 2014 lalu.
http://suaramerdeka.com/foto_aktual/6f98140e47233cc228cc9bce1c9aefc9.jpg
Tampak petugas membersihkan stupa di candi Borobudur dari abu vulkanik gunung Kelud (suaramerdeka.com).
E. Morfologi Gunung Kelud
Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkan (strato-volcano) dengan karakteristik letusan yang eksplosif. Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.
Gunung Kelud adalah salah satu gunung yang istimewa di Jawa Timur karena letusannya bersifat mendadak, sangat eksplosif dan merusak.
Itu sebabnya terbukti dalam catatan sejarah, bahwa gunung Kelud termasuk gunung di Indonesia yang pernah  memakan banyak korban jiwa hingga ribuan, namun tipe letusan seperti gunung Kelud ini cepat mereda.
http://landslides.usgs.gov/learn/photos/thumbs/lrg-659-kelutvolcano1926.jpg
Kelud pada 1922 setelah letusan besar yang terjadi pada Mei 1919 diikuti letusan berikutnya pada Desember 1920. Tampak belum ada vegetasi.
This August 1922 photo taken from the Northwest, shows the still vegetation-free summit of Kelut volcano following the powerful May 1919 eruption and the relatively mild December 1920 eruption. The 1919 eruption produced devastating pyroclastic flows and lahars that killed over 5,000 people. Photo courtesy of Volcanological Survey of Indonesia. (landslides.usgs.gov)
Setelah letusannya, Gunung Kelud biasanya membentuk kawah lebar yang kemudian terisi air hujan sehingga membentuk danau kawah.
Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar pada masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu.
Puncak Kelud adalah yang tertinggi, berposisi agak di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya adalah ‘Puncak Gajahmungkur’ di sisi barat dan ‘Puncak Sumbing’ di sisi selatan.
Itu baru satu gunung api, bernama Kelud. Indonesia memang kaya akan gunung api, bahkan menjadi negara yang paling banyak terdapat gunung api aktif sejagat.
Dari 127 gunung api, baru separuhnya yang dipantau intensif. DR. Surono seorang pakar volcanologist Indonesia, mengibaratkan proses pemantauan gunung api di Indonesia seperti menaruh anak kecil di pinggir kolam. “Kalau kita lengah, pasti masuk kolam. Kalau selamat, bisa dibilang karena kebetulan,” kata Surono.
Letusan Kelud kali ini sekali lagi mengajarkan pentingnya menyadari posisi Nusantara yang dilingkari Cincin Api, yang menuntut kita untuk terus bersiaga. Apalagi, karakter dan sifat gunung juga bisa berubah. Gunung api adalah organisme Bumi yang hidup. Mereka lahir, tumbuh, tertidur, mati, lalu terbangun, dan meletus.
Gunung api terus berevolusi. Begitu pula seharusnya kita yang hidup di sekelilingnya…. (wikipedia, nationalgeographic dan berbagai sumber).
http://landslides.usgs.gov/learn/photos/thumbs/lrg-658-kelutvolcano.jpg
Kelut volcano has been notorious for the repeated ejection of crater-lake water during eruptions, producing devastating lahars. A series of tunnels and shafts were constructed in the 1920′s to lower the lake level and reduce the hazards of eruptions. Photograph by John Dvorak, 1980, U.S. Geological Survey. (landslides.usgs.gov)
*
GALLERY FOTO LETUSAN KELUD TAHUN 2014 :
Kelud mapkelud00kelud01kelud03kelud04kelud05kelud06kelud07kelud08cara hindari bahaya abu vulkanik
Danau Kawah Gn. Kelud November 2007
Danau Kawah Gn. Kelud 2010
Letusan Gunung Kelud 14 February 2014, pukul 22.50 

0 komentar:

Posting Komentar