APEC CEO SUMMIT

)

• 
  

Sudah saatnya sektor swasta punya peran yang lebih besar lagi dalam membangun ekonomi. Maka Pemerintah juga diimbau menerapkan kebijakan-kebijakan yang reformatif sekaligus menghilangkan faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan.Demikian kata anggota Dewan Penasihat Bisnis APEC, Anindya Bakrie, saat menyampaikan sambutan di salah satu sesi APEC CEO Summit, yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, 7 Oktober 2013. Di sesi itu tampil dua pemimpin APEC yang membicarakan prioritas yang perlu dijalankan Pemerintah untuk mendukung investasi di sektor infrastruktur dan sumber daya manusia. Mereka adalah Perdana Menteri Najib Razak dari Malaysia dan Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto.

Anindya menyatakan, kedua pemimpin itu dapat menjadi contoh bagaimana pemerintah mendukung investasi sekaligus menata ekonomi nasional. "Baik PM Najib dan Presiden Nieto telah menunjukkan rekam jejak memperjuangkan reformasi di negara mereka masing-masing melalui ketahanan ekonomi," kata Anindya.

Najib lanjut, dia telah menerapkan transformasi ekonomi yang besar yang telah membuka perekonomian Malaysia. "Terdapat investasi domestik dan asing di berbagai sektor jasa dan infrastruktur yang dulu dipandang sebagai urusan Pemerintah," lanjut Presiden Direktur Bakrie Global Ventura itu.

Program di Malaysia ini, lanjut Anindya, menggarisbawahi kualitas dan efisiensi. Ini juga mencakup indikator-indikator kinerja kunci untuk menjamin bahwa Pemerintah membangun lingkungan bisnis yang lebih baik. 

Presiden Nieto juga dipandang sebagai pemimpin yang mendukung reformasi ekonomi di Meksiko. "Dia mulai menerapkan rencana pembangunan infrastruktur senilai $316 miliar untuk mentransformasi ekonomi Meksiko," kata Anindya.

Nieto juga memiliki tugas yang menantang untuk mereformasi sektor pendidikan.  Ada peran yang besar bagi para pebisnis dan investor asing dalam agenda reformasi ini. 

"Bersama pemerintahannya, Nieto menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung deregulasi sekaligus menghilangkan faktor-faktor penghambat pertumbuhan," kata Anindya.