Jangan coba-coba untuk bersembunyi.
Karena jika Anda bersembunyi, mematikan ponsel atau mengganti ponsel,
Anda hanya akan menarik perhatian lebih dari NSA. NSA diduga menyadap
data langsung dari kabel yang menghubungkan jaringan mobile.
Indonesia ternyata masuk dalam salah satu
“sasaran utama penyadapan” yang dilakukan oleh badan keamanan nasional
Amerika Serikat (National Security Agency/NSA). Melalui dokumen
rahasia yang dibocorkan mantan pegawai intelijen Edward Snowden yang
masih dilindungi dan menetap di Russia, terungkap bahwa NSA juga
menyadap para pengguna ponsel di Indonesia!
Tidak hanya tokoh politik atau pejabat
negara yang disadap, tetapi juga para pelanggan telepon seluler dari dua
operator ternama di Indonesia.
Menurut sebuah dokumen tahun 2012, Australian Signals Directorate (Direktorat Sinyal Australia) telah mengakses data pelanggan Indosat dalam jumlah besar, termasuk komunikasi para pejabat Indonesia di beberapa departemen.
Menurut yang dilansir The New York Times, aksi mata-mata ini dilakukan Australian Signals Directorate dengan bantuan NSA.
Dalam dokumen tersebut diperlihatkan informasi kerjasama antara NSA dan Australian Signals Directorate.
Sementara itu menurut dokumen lainnya tahun 2013, Australian Signals Directorate disebutkan telah berhasil mendapatkan hampir 1,8 juta kunci enkripsi induk dari jaringan seluler Telkomsel yang digunakan untuk melindungi komunikasi pelanggannya.
Data itu kemudian diberikan kepada NSA. Mereka juga telah mengembangkan cara untuk mendekripsi hampir semua data tersebut.
The New York Times lebih lanjut melaporkan bahwa Australia Signals Directorate
secara khusus juga memantau percakapan komunikasi antara pemerintah
Indonesia dengan sebuah firma hukum AS yang mewakili Jakarta dalam
sengketa perdagangan dengan AS.
Menurut buletin bulanan dari kantor
penghubung NSA di Canberra, pada bulan Februari 2013 lalu, Australia
pernah menawarkan rencana untuk membagi (sharing) komunikasi percakapan yang disadap, termasuk informasi hak istimewa para pengacara dengan kliennya.
Hubungan Australia dengan Indonesia
memanas sejak terungkapnya kasus penyadapan ponsel yang dilakukan
Australia kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beserta istri dan
sejumlah rekan politik terdekatnya. (baca: AS, Inggris & Australia Sadap Presiden SBY (Snowden Part-4))
Indonesia dikatakan pula menjadi sasaran
intel Australia sejak pengeboman di Bali tahun 2002 lalu yang memakan
korban tewas sebanyak 202 jiwa, termasuk 88 warga Australia (lihat video: CIA dalang dibalik Bom Bali, Bom Hotel Marriott dan Lainnya).
Sebelumnya, President Director & CEO Indosat Alexander Rusli dalam keterangan tertulis pernah menyatakan bahwa Indosat telah mematuhi ketentuan lawful interception dan menyatakan tidak terlibat kerjasama dengan pihak asing untuk melakukan penyadapan.
Pada kesempatan lain, Menkominfo Tifatul
Sembiring menampik dugaan adanya keterlibatan operator telekomunikasi
Indonesia dalam tindak penyadapan yang dilakukan pihak asing.
Ia menyebut aksi penyadapan oleh intelijen asing mungkin dilakukan tanpa diketahui operator komunikasi.
Masalahnya, apakah seorang menteri tak pernah mengecek semua provider di Indonesia? Sungguh aneh! (baca: Big Brother Indonesia? Provider Mulai Intai Pelanggan!)
NSA Punya program mata-mata untuk sadap iPhone, Huawei dan untuk sadap koneksi Wireless
Kabar terbaru mengenai isu penyadapan ini kembali terkuak. Badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA) ternyata memiliki sebuah software untuk menyadap salah satu perangkat paling populer di Amerika, iPhone.
Informasi ini terungkap dari dokumen yang
dibocorkan ke publik. Di situ disebutkan bahwa NSA memiliki sebuah
program yang dijuluki dengan nama Dropout Jeep.
Dokumen yang diterbitkan oleh situs berita Jerman Spiegel Online itu menyebutkan bahwa Dropout Jeep memungkinkan NSA untuk menyadap informasi yang ada di perangkat iPhone.
Peneliti keamanan Jacob Appelbaum mengungkap dokumen tersebut pada acara Chaos Communication Congress ke-30 di Hamburg, Jerman.
Dengan Dropout Jeep, Apple bisa
menyadap informasi daftar kontak, membaca pesan teks, mengetahui lokasi
iPhone tersebut berada, mendengarkan voicemail bahkan mengaktifkan
kamera iPhone dan mikrofon!
Dropout Jeep saat ini terbatas
hanya bisa diinstal melalui “metode akses jarak dekat”. Ke depannya NSA
sedang mengembangkan cara agar dapat menginstal program itu secara jarak
jauh (remote).
Selain berbicara tentang Dropout Jeep, Appelbaum juga menyebutkan bocoran dokumen lain tentang program mata-mata (spyware) milik NSA yang lainnya. Dari hasil pencarian melalui search engine, data lain hanya didapat untuk gadget merk Huawei dan perangkat berkoneksi nirkabel atau wireless.
Selain dokumen rahasia tentang keberadaan aplikasi mirip spyware bernama Dropout Jeep untuk menyadap Apple, admin juga menemukan dokumen rahasia tentang penyadapan untuk merk gadget lainnya bernama Halluxwater untuk menyadap merk Huawei, dan juga dokumen penyadapan untuk jenis kategori koneksi lainnya yaitu Nightstand untuk menyadap pengguna nirkabel atau wirelees.
Keterangan ketiga gambar atas: dokumen rahasia NSA ‘Dropout Jeep’ untuk menyadap Apple (kiri) , ‘Halluxwater’ untuk menyadap merk Huawei (tengah) dan ‘Nightstand’ untuk menyadap pengguna nirkabel atau wirelees (klik pada gambar untuk memperbesar).
Admin meyakini masih ada dokumen-dokumen
rahasia sejenis untuk penyadapan merk gadget lainnya, dan juga jenis
koneksi lainnya. Namun sengat sulit untuk mendapatkannya karena
sepertinya memang disembunyikan dari publik. Tapi yang jelas semua gadgat buatan AS, seperti juga Blackberry pastinya sudah disadap!
Kembali kepada Appelbaum yang juga menyatakan bahwa setiap percobaan yang dilakukan untuk menguji spyware Dropout Jeep pada perangkat iOS memiliki tingkat kesuksesan 100 persen.
Terungkapnya informasi ini menimbulkan
spekulasi bahwa Apple diduga ikut terlibat membantu NSA dalam aksi
penyadapan terhadap produknya, meski sampai saat ini belum ada bukti
kuat yang menunjukkan hal itu.
Billy Lau, salah seorang peneliti keamanan di Georgia Tech mengatakan, meski Apple telah meningkatkan sistem keamanannya sejak 2008, tetap saja tidak kebal.
“Evasion jailbreak iOS 7
menyiratkan bahwa bagian dari OS (sistem operasi) itu telah
dieksploitasi dan memiliki beberapa implikasi keamanan yang mendalam,”
katanya kepada ABC News.
Di lain sisi, pengacara yang menangani masalah privasi di Internet Bradley Shear mengatakan, spyware NSA mungkin berada di luar kendali Apple serta di luar kendali perusahaan lain seperti Google dan Microsoft. “Saya pikir tidak ada perusahaan teknologi yang sadar (terkait penyadapan NSA -pen),” katanya lagi.
Fasilitas WiFi Bandara Jadi Alat Spionase NSA
Salah satu modus terbaru badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), dalam melakukan tindak pencurian data privasi pengguna perangkat komputasi juga kembali terungkap.
Jika sebelumnya Edward Snowden sempat
membocorkan bahwa NSA memanfaatkan teknologi “gelombang radio” untuk
mecuri data pengguna PC yang sedang tidak terkoneksi internet (baca: Gila! Intelijen AS Bisa Sadap Komputer Tanpa Koneksi Internet!), kini terungkap badan intelijen AS tersebut juga menggunakan WiFi bandara untuk mempelajari data pribadi wisatawan!
Dilansir laman ZDNet pada Selasa
(4/2/2014), kabar ini terungkap setelah badan intelijen Kanada mengakui
pihaknya mendapat bantuan dari NSA untuk menerapkan teknologi
penyadapan via jaringan WiFi bandara.
Lebih lanjut Communications Security Establishment Canada
(CSEC) menjelaskan, pihaknya memiliki akses data yang dikumpulkan
melalui sistem fasilitas internet gratis di bandara yang terkoneksi
dengan perangkat nirkabel milik wisatawan.
Data ini kemudian dapat digunakan untuk menelusuri kegiatan wisatawan selama berada di wilayah Kanada.
Meski belum dikonfirmasi, namun para analis meyakini modus ini juga diterapkan di sejumlah tempat umum lainnya seperti area hotspot WiFi di perpustakaan, restoran, pusat angkutan publik dan area lainnya di seluruh wilayah Kanada dan Amerika Serikat.
Namun otoritas dua bandara terbesar di Kananda, Toronto dan Vancouver, seperti yang dilansir laman CBC News
mengaku tidak tahu-menahu perihal isu spionase ini. Mereka mengklaim
tidak pernah memberikan sedikit pun akses bagi CSEC ataupun badan
intelijen lainnya untuk menguasai fasilitas WiFi gratis yang mereka
sediakan.
Sebelumnya dalam laporan lainnya yang dirilis oleh New York Times dan The Guardian, disebutkan NSA juga memanfaatkan aplikasi mobile seperti Angry Birds dan Google Maps, untuk mengetahui berbagai data pengguna ponsel mulai dari usia, lokasi, jenis kelamin, dan orientasi seksual.
Akan tetapi kabar itu pun dibantah langsung oleh pengembang game Angry Birds, Rovio.
Rovio dengan tegas mengatakan pihaknya
tidak pernah sekalipun memberikan akses kepada badan intelijen untuk
mendapatkan informasi pengguna ponsel yang mengunduh aplikasi-aplikasi
besutan mereka.
Tak cukup sampai di situ, pihak Rovio pun memiliki analisa sendiri mengenai masalah ini.
Menurut tim yang dibentuk oleh Rovio, jika kabar pencurian melalui game mobile Angry Birds terbukti benar, kemungkinan besar akses ini didapat melalui fasilitas layanan iklan digital yang tersedia.
Namun belum bisa disimpulkan apakah benar fasilitas iklan digital yang ada pada bagian menu utama Angry Birds adalah celah keamanan yang dapat disusupi oleh para agen spionase.
Tiap Hari, NSA Juga Sadap 5 Milyar Pengguna Ponsel di Dunia!
Aksi penyadapan yang dilakukan badan keamanan nasional Amerika Serikat (National Security Agency/NSA) kembali diungkap dengan lebih gila lagi. Bocoran terbaru dokumen dari Edward Snowden menguak fakta lain yang mengejutkan.
NSA ternyata telah menyadap 5 milyar
pengguna ponsel di seluruh dunia tiap harinya. Itu artinya, dalam
setahun saja NSA telah dapat menyadap sekitar 2 trilyun pengguna gadget
dan internet dari seluruh dunia!
Dalam dokumen itu juga disebutkan bahwa NSA dapat melacak pergerakan setiap orang melalui GPS atau Global Positioning System, termasuk data privasi yang ada di dalam ponsel yang ada dalam genggaman anda!
“NSA mendapatkan data lokasi orang-orang
yang ada di seluruh dunia dalam jumlah besar,” kata sumber anonim yang
tak mau disebutkan namanya seperti dilansir Washington Post.
Sejumlah pejabat AS mengatakan program
pengawasan ini adalah legal dan dirancang untuk menyasar target asing
yang dianggap mengancam keamanan nasional. Namun ada pula yang menyebut
bahwa warga Amerika ikut disadap! (baca: Edward Snowden : NSA, Project PRISM dan Illuminati Awasi Internet (Snowden Part-1)).
Seperangkat tool yang digunakan NSA untuk melakukan penyadapan ponsel disebut dengan Co-Traveler.
Alat ini bahkan mampu melacak ponsel saat GPS atau Global Positioning System ponsel sedang tidak digunakan.
“Dengan menerapkan teknik matematika yang
canggih, NSA bisa memetakan hubungan pemilik ponsel dengan pola gerakan
dari waktu ke waktu dengan ribuan atau jutaan pengguna ponsel lain,”
tulis Washington Post.
Jadi jangan coba-coba untuk bersembunyi.
Karena jika Anda bersembunyi, mematikan ponsel atau mengganti ponsel,
karena dengan begitu Anda justru akan menarik perhatian lebih dari NSA.
NSA diduga menyadap data langsung dari kabel yang menghubungkan jaringan
mobile.
Chris Soghoian, principal technologist di American Civil Liberties Union
mengatakan, “Satu-satunya cara untuk menyembunyikan lokasi Anda adalah
dengan memutuskan sambungan dari sistem telekomunikasi dan tinggal di
sebuah gua!!”
(Liputan6.com/ The New York Times/ Spiegel Online/ Appelbaum/ ABC News/ ZDNet/ CBC News/ The Guardian/ Washington Post)
Total Surveillance : N.S.A. data mining all computers, phone calls, internet, emails (Jun 07, 2013)
Edward Snowden about NSA project PRISM
0 komentar:
Posting Komentar