Pages

Jumat, 04 Oktober 2013

TANAH PAPUA

Bila mengunjungi tempat yang satu ini, anda akan merasa seperti berada di kota tua. Suasana yang berbeda dari tempat-tempat yang lain, membuat tempat yang satu ini menjadi unik untuk di kunjungi. Di wilayah distrik ini terdapat situs kuno yang menyimpan keajaiban dengan misteri di dalamnya. Tak hanya menarik, tapi juga mengundang orang untuk datang menjumput keelokannya. 
Di distrik ini ada beberapa benda peninggalan Perang Dunia ke-II seperti Meriam, Bom, ada juga kapal tua yang karam dilaut akiibat dibom,dan gua-gua yang dibangun untuk persembuyian para tentara Jepang pada masa itu


  
(gambar Meriam)
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, meriam pada gambar yang pertama , apabila kita mengelilinginya sampai tujuh kali ,, kita akan diberi jodoh. 




(gambar pintu Gua dan di dalam gua)
Didalam gua ini terbentuk stalaktik yang sangat indah seperti Kristal yang sangat panjang, dengan jumlah yang banyak.
Gua-gua ini sengaja dibuat oleh tentara Jepang agar ,ereka dapat bersembunyi didalam, dan menembaki musuh.

 
Misteri Lukisan Darah Di Kokas Papua

Mengunjungi Kokas, Kabupaten Fak Fak, Papua Barat, laksana mengunjungi sebuah kota tua. Di wilayah distrik ini terdapat situs kuno yang menyimpan keajaiban dengan misteri di dalamnya. Tak hanya menarik, tapi juga mengundang orang untuk datang menjumput keelokannya.

Lukisan tebing yang merupakan situs kuno Kokas di Andamata, Distrik Kokas, Fak-Fak, Papua Barat. Lukisan ini merupakan peninggalan jaman prasejarah
Salah satu situs kuno yang terkenal di Kokas adalah lukisan di tebing bebatuan terjal. Oleh masyarakat setempat, tebing bebatuan terjal ini biasa disebut Tapurarang. Di Distrik Kokas kekayaan peninggalan sejak zaman prasejarah ini bisa dijumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras.
Lantas, apa keunikan lukisan berupa gambar telapak tangan manusia dan binatang di dinding tebing tersebut? Meski sudah berabad-abad lamanya, lukisan yang dibuat dengan pewarna dari bahan-bahan alami tersebut masih tetap terlihat jelas hingga saat ini. Warna merah pada lukisan tebing ini juga menyerupai warna darah manusia. Oleh karenanya masyarakat setempat juga sering menyebut lukisan tersebut sebagai lukisan cap tangan darah.
Bagi masyarakat setempat, lokasi lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan. Mereka percaya lukisan ini adalah wujud orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan paling menakutkan. Nenek ini meninggal saat terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang ia tumpangi.
Dari seluruh penumpang di perahu itu, hanya nenek ini yang meninggal. Konon tak ada satu pun penumpang di atas perahu yang berusaha membantu sang nenek untuk menyelamatkan diri. Merasa sakit hati, arwah nenek yang telah berubah menjadi setan kaborbor mengutuk seluruh penumpang perahu yang berusaha menyelamatkan diri di atas tebing batu. Karena kutukan tersebut seluruh penumpang dan hasil-hasil laut yang dibawa seketika berubah menjadi lukisan tebing.
Di lokasi lukisan tebing ini Anda juga bisa menyaksikan kerangka-kerangka tulang manusia. Kerangka ini dipercaya merupakan kerangka leluhur atau nenek moyang masyarakat Kokas. Pada zaman dahulu masyarakat di sini memiliki kebiasaan meletakkan jasad leluhur yang meninggal di tebing batu, gua, tanjung ataupun di bawah pohon besar yang dianggap sakral.


Tulang tengkorak terdapat di tebing di Andamata, Distrik Kokas, Fak-Fak, Papua Barat. Tulang tengkorak manusia ini adalah sisa kebiasaan masyarakat setempat yang tidak menguburkan jazad leluhur melainkan meletakkannya di tebing batu, gua, tanjung ataupun di bawah pohon besar yang khusus atau dianggap sakral.

 Disekitar sini anda juga bisa melihat kuburan yg menurut masyarakat setempat adalah kuburan ari seorang putri duyung, sampai sekarang anda masih bisa melihat kuburannya , dan rambutnya yang tergurai panjang disekitar kuburannya ,


 Jejak ISLAM Di FAKFAK
Menyambangi Kokas, Fakfak, Papua Barat, nuansa kehidupan Islami akan terasa begitu kental. Tak heran, karena di sini sebagian besar masyarakatnya memang memeluk agama Islam.

Sebagai salah satu pusat agama Islam di Kabupaten Fakfak maka Kokas menyimpan bukti sejarah yang mereka banggakan. Salah satu peninggalan sejarah Islam di Kokas adalah masjid tua di Kampung Patimburak.

Masyarakat setempat mengenal masjid ini sebagai Masjid Tua Patimburak. Menurut catatan sejarah, masjid ini telah berdiri lebih dari 200 tahun yang lalu, bahkan merupakan masjid tertua di Kabupaten Fakfak. Bangunan yang masih berdiri kokoh dan berfungsi hingga saat ini dibangun pada tahun 1870, seorang  imam bernama Abuhari Kilian.

Aura tradisional muncul saat menyambangi lokasi masjid tua ini. Di kampung yang dihuni tak lebih dari 35 kepala keluarga tersebut anda akan mendapati kesederhanaan yang menyatu dari bangunan masjid dan kehidupan masyarakatnya.

Sekilas bangunan masjid seluas tidak lebih dari 100 meter persegi ini tampak biasa. Namun coba perhatikan lebih seksama. Masjid ini memiliki keunikan pada arsitekturnya, yaitu perpaduan bentuk masjid dan gereja. Masjid ini sudah beberapa kali direnovasi. Meski mempertahankan bentuk aslinya, namun material asli yang belum diganti adalah empat buah pilar penyangga yang terdapat di dalam masjid.

Pada masa penjajahan, masjid ini bahkan pernah diterjang bom tentara Jepang. Hingga kini, kejadian tersebut menyisakan lubang bekas peluru di pilar masjid.

Penyebaran Islam di Kokas tak lepas dari pengaruh Kekuasaan Sultan Tidore di wilayah Papua. Pada abad XV, Kesultanan Tidore mulai mengenal Islam. Sultan Ciliaci adalah sultan pertama yang memeluk agama Islam. Sejak itulah sedikit demi sedikit agama Islam mulai berkembang di daerah kekuasaan Kesultanan Tidore termasuk Kokas.

Di pelataran masjid, sebuah pohon mangga kokoh berdiri. Namun, bukan sembarang pohon mangga. Dari ukuran batangnya, bisa dipastikan usia pohon raksasa ini tak terpaut jauh dengan usia masjid. Perlu empat rentang tangan orang dewasa untuk merengkuh keseluruhan batang pohon ini.

 

Jika anda ingin mengunjungi distrik ini,  
Untuk menuju tempat tersebut dari terminal Fakfak Anda harus menempuh perjalanan darat menuju Kokas menggunakan angkutan luar kota. Jarak Fakfak-Kokas sejauh 50 kilometer akan ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam. Anda cukup merogoh kocek sebesar Rp 25.000 per orang, sekali jalan. 
Namun dalam perjalanan , anda akan kagetkan oleh indahnya taman anggrek yang  diolah oleh pemerintah setempat di dalam hutan dengan  suhu udara yang sangat dingin ,  dan beraneka ragam tumbuhan yang tumbuh di sekitar jalan, mata anda juga akan disegarkan dengan indahnya air Terjun Kayuni.


(gambar air terjun kayuni)

Dan jika anda ingin melihat lukisan berdarah (tapurarang) anda harus naik longboat lagi , sekitar 1 jam ,, begitu juga dengan perjalanan menuju Kampung Patimburak asjid tertua di Papua Barat ini.

Pemandangan selama 1 jam mengendarai longboat rasanya sayang jika dilewatkan. Anda bisa menikmati keindahan pulau-pulau karang yang masih perawan di sepanjang perjalanan
.
Berikut ini beberapa gambar keindahan beberapa pulau didistrik ini 



Add caption



0 komentar:

Posting Komentar