 |
| foto: Nobel |
Lampu yang ditemukan oleh ketiga ilmuwan tersebut merupakan Diode Pemancar Cahaya Biru (Light-Emitting Diode/LED). Lampu LED merupakan jenis lampu yang memberikan alternatif sumber cahaya yang bertahan lebih lama dan lebih efisien dibandingkan dengan sumber cahaya sebelumnya. Lampu LED mampu bertahan hingga 100.000 jam, dibandingkan dengan jenis lampu fluorescen rata-rata yang mampu bertahan hingga 1.000 hingga 10.000 jam.
Sehingga lampu LED sangat bermanfaat karena jadi lebih hemat, konsumsi listrik dan materialnya lebih sedikit dibandingkan dengan lampu lainnya. Karena sekitar seperempat konsumsi listrik dunia digunakan untuk penerangan, dengan hadirnya LED memberikan sumbangan besar untuk menyelamatkan sumber daya bumi.
Lampu LED ini tidak lepas dari kontribusi dua warga negara Jepang dan warga negara Amerika Serikat. Yakni Isamu Akasaki, yang lahir pada tahun 1929 di Jepang, Hiroshimo Amano juga lahir di Jepang pada tahun 1960. Sedangkan Shuji Nakamura warga berkebangsaan Amerika Serikat yang lahir di Jepang tahun 1954.
Penemuan lampu LED ini memang baru berusia 20 tahun, akan setapi sudah cukup memberikan sumbangan untuk menciptakan lampu dengan cahaya putih yang telah digunakan dan dirasakan hampir di seluruh negara di dunia. Lampu LED menjanjikan peningkatan kualitas hidup 1,5 miliar orang di seluruh penjuru dunia yang kekurangan akses ke jaringan listrik, karena permintaan listrik yang rendah mereka bisa memanfaatkan tenaga surya yang murah.
Maka tidak salah jika Royal Swedish Academy of Sciences pada Selasa yang lalu memutuskan bahwa ketiga ilmuwan tersebutlah yang pantas meraih penghargaan nobel di bidang Fisika 2014. Penghargaan nobel hanya diberikan kepada mereka yang berhasil membuat penemuan yang dapat bermanfaat besar bagi kemanusiaan.
0 komentar:
Posting Komentar