Panti jompo. Pernah membayangkan kalau suatu hari, bisa saja kita 
yang ada di sana? Mungkin tidak, karena kita berpikir bahwa kita 
memiliki keluarga dan anak cucu nantinya. Apakah kita yakin mereka akan 
mencintai kita sampai akhir hayat?
Adalah sebuah kisah di Jepang tentang budaya ‘membuang’ orang tua. Di
 mana orang tua yang sudah manula dan renta, karena ketidakberdayaannya 
dan ketidakmampuannya, akhirnya dibawa ke hutan dan ditinggalkan di 
sana. Di sebuah tempat bernama Ubasuteyama.
Di sana, para orang tua ini akan ditinggalkan dengan makanan yang 
sudah mereka bawakan. Kemudian dibiarkan hingga meninggal dengan 
sendirinya. Orang tua semakin manula, kadang memang semakin rewel dan 
membuat anak cucu mereka menyerah sehingga mereka melakukan ini. Kalau 
jaman sekarang, mereka akan membawa orang tuanya ke panti jompo.
Alkisah ada seorang anak yang selama ini dibesarkan oleh ibunya yang 
seorang janda. Ibunya hanya orang desa biasa, tapi mampu membuat anaknya
 makan setiap hari dan sekolah tinggi. Suatu hari anak itu sukses, 
memiliki rumah yang layak, istri cantik dan anak-anak yang sehat.
Tibalah masa di mana ia akan melakukan ritual membuang ibunya. Sang 
ibu sudah hampir berusia satu abad, tak banyak bisa bicara dan semua 
yang dilakukan mulai melambat. meski begitu, ia sadar diri bahwa ia akan
 dibuang ke hutan. Si ibu pasrah dan tetap tenang.
Sang anak memanggulnya di punggung. Hutan ini sebegitu jauhnya, 
sementara sang ibu memetik dahan dan ranting di sekitarnya sepanjang 
perjalanan. Ketika sampai di tempat yang memungkinkan, si anak menata 
bekal yang ia bawa untuk sang ibu. Kemudian ia menurunkan ibunya tanpa 
memandang wajahnya.
Ia tak sampai hati sebenarnya untuk bicara, lidahnya juga kelu dan 
matanya malu memandang sang ibu. Sempat terdiam sejenak, sampai sang ibu
 berkata, “Nak, kamu tak perlu khawatir. Ibu selalu menyayangimu dan 
kasih ibu selalu makin besar setiap harinya.”
Baru sampai situ, sang anak mulai tertegun. “Semoga kamu tidak 
tersesat dan pulang ke jalan yang benar. Aku sudah membuat jejak di 
jalan dengan ranting dan dahan yang kupatahkan. Hidup yang baik ya, 
Nak,” ujarnya lagi.
Seketika dada sang anak seperti akan meledak. Kepalanya panas dan 
matanya berkaca-kaca. Ia membalikkan badan dengan cepat, melihat ibunya.
 Digendongnya lagi sang ibu dan dibawanya pulang kembali. Ia tak jadi 
membuang ibunya ke hutan dan bertekad merawat ibunya sampai akhir hayat.
Ladies, kadang kita terlalu sibuk menjadi dewasa dan lupa bahwa orang
 tua kita menua. Kadang kita lupa akan menua seperti mereka dan seperti 
apakah kita ingin diperlakukan saat tua nanti?
Perlakukan orang tua kita dengan penuh sayang dan hormat. Karena 
begitulah kita akan diperlakukan oleh anak cucu kita nanti. Dan 
ingatlah, di antara mereka ada doa dan surga bagi kita. Semoga 
menginspirasi.(vem/gil)
Sabtu, 02 Agustus 2014
KASIH IBU SEPANJANG MASA
01.27
  
  No comments






0 komentar:
Posting Komentar