Rasa malas merupakan masalah yang terus berkembang dalam dunia modern,
di mana begitu banyak hal dapat dilakukan dari kenyamanan kursi atau
bahkan tempat tidur Anda. Ini membuat aktivitas fisik kerap
disingkirkan.
Meskipun isu ini paling menonjol terdapat di negara-negara berkembang,
namun masalah tersebut tidak eksklusif kepada orang Barat saja dan telah
menjadi isu dalam berbagai macam negara di seluruh dunia untuk alasan
yang berbeda, seperti dilansir situs The Richest.com, 24 Maret lalu.
Globalisasi telah memungkinkan adanya pembelian dan mengonsumsi makanan
olahan di seluruh planet ini, yang memberikan kontribusi untuk obesitas
sebagai masalah dunia. Selama beberapa dekade terakhir, kondisi
mengkhawatirkan ini telah menjadi sorotan. Tapi masalah ini biasanya
kerap dikaitkan dengan makanan daripada dengan melakukan aktivitas.
Sementara itu, banyak negara hanya menerapkan kebijakan dan sistem dalam
upaya untuk mengatur aspek gizi dalam mengatasi masalah itu. Tetapi
mereka hanya melakukan sedikit hal untuk mempromosikan aktivitas fisik
sebagai pentingnya menciptakan gaya hidup sehat.
Pada 2012, jurnal medis terkemuka The Lancet merilis sebuah studi
mengukur aktivitas melalui tes dan survei mencakup 122 negara. The
Lancet menggunakan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk
menentukan negara paling aktif secara fisik dari terendah hingga
tertinggi.
Berikut lima negara dengan penduduk paling malas di dunia:
1. Malta
Kecenderungan dari adanya keadaan tidak aktif ini disalahkan terutama dengan adanya ketergantungan pada mobil dan peningkatan penggunaan komputer di negara itu.
Pada Februari 2012, setelah The Lancet menerbitkan laporannya, pemerintah Malta menulis sebuah strategi dengan tujuan menghentikan dan membalikkan krisis obesitas dengan menggabungkan instrumen ekonomi yang memotivasi pilihan gaya hidup sehat (seperti halnya subsidi pangan dan insentif pajak perusahaan) dengan prakarsa lokal yang bertujuan kepada sektor pelayanan kesehatan, masyarakat, sekolah dan tempat kerja regional.
2. Swaziland
Negara ini terkena secara krisi dampak dari HIV/AIDS, sehingga kebijakan kesehatan terutama diarahkan pada mengelola epidemi itu.
Akibatnya, masalah kemalasan bukan menjadi perhatian utama. Dengan anggaran yang rendah dan menyusutnya infrastruktur habis, merupakan tantangan bagi sistem kesehatan Swazi untuk memberikan perawatan, apalagi untuk mengembangkan kampanye menekankan pentingnya latihan fisik.
3. Arab Saudi
Dikatakan 68,8 persen penduduk Saudi tidak aktif. Di Timur Tengah, terjadi peningkatan angka kematian akibat penyakit jantung iskemik pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 1990. Ini diperkirakan menjadi yang tertinggi di dunia dengan kenaikan 146 persen untuk perempuan dan peningkatan 174 persen untuk laki-laki.
4. Serbia
Pemerintah Serbia telah mengambil tindakan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya diet yang sehat, dan baru-baru ini saja pemerintah mulai memusatkan perhatian pada mempromosikan gaya hidup aktif.
5. Argentina
Namun dalam kenyataannya, sebuah proporsi mengejutkan menyebut penduduknya dianggap malas. Kelompok penduduk yang dikatakan tidak terlalu aktif ini adalah kaum wanita dengan status ekonomi rendah. Tetapi laki-laki dan anak-anak juga sangat terpengaruh.
Sejak 2008, pemerintah Argentina telah bekerja untuk melawan angka kemalasan ini dengan memperkenalkan kebijakan untuk meningkatkan dan mendorong kegiatan sehari-hari, olahraga dan gaya hidup sehat.
Kemalasan di kalangan perempuan Serbia mencapai angka mengejutkan yakni 76 persen, melebihi negara lain. Sementara sekitar 68,3 persen penduduk Serbia dikatakan tidak aktif.
0 komentar:
Posting Komentar