Virus Misterius Mirip SARS:
Menular Hanya Melalui Udara, Lebih Bahaya & Kembali Mewabah!
Artikel ini dibuat sejak 29 Maret 2013 lalu. Pada waktu itu, virus yang tergolong sebagai Coronavirus ini masih misterius dan belum dinamai MERS (Middle East Respiratory Syndrome) atau EMC/2012 atau HCoV-EMC/2012. Kini, virus misterius tersebut semakin merebak kemana-mana. Berikut sejarah virus misterius tersebut.
Perkembangan Virus di Tahun 2012
WHO: Virus mirip SARS kembali ditemukan bulan September 2012
Berawal dari Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) yang menemukan sebuah virus baru mirip SARS pada seorang pria.
Dulu, virus SARS pernah menewaskan 800 orang pada tahun 2002.
Temuan ini mendorong WHO untuk
mengeluarkan pernyataan tentang peringatan global. Pria berusia 49 tahun
yang disembunyikan namanya itu berasal dari Qatar.
Ia dideteksi terjangkit semacam virus corona. Virus corona adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan pilek dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
“Untuk saat ini, saya akan tetap waspada,” kata Peter Openshaw, direktur Pusat Infeksi Pernafasan di Imperial College London kepada Reuters, Minggu, (23/9/2012).
Sebelumnya, pada tanggal 3 September 2012, dokter menemukan adanya gejala infeksi saluran pernapasan akut pada pria Qatar itu.
Kemudian tanggal 7 September 2012, ia
dirawat di unit perawatan intensif di Doha, Qatar. Lalu tanggal 11
September 2012, ia dipindahkan ke Inggris dengan ambulans udara.
WHO mengatakan:
“Setelah melalui pengujian laboratorium, kami telah menemukan adanya virus corona. Bahkan, kedua virus itu hampir identik.”
Virus baru yang misterius ini termasuk ke dalam golongan Corona virus dengan gejala mirip virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom).
Gejalanya pun hampir sama dengan SARS, termasuk batuk, kesulitan bernafas dan demam yang tinggi.
Penyebarannya juga sama seperti virus pernapasan lain, yaitu melalui pelepasan material virus ke udara melalui batuk dan bersin.
Artinya, virus ini dapat menyebar dengan sangat mudah, yaitu hanya dengan bantuan udara saja!
Virus yang telah terlepas ke udara
tersebut akan terbawa udara dan dapat mencari korban baru dengan cara
masuk melalui fungsi pernapasan mereka.
Korban Tambah Lagi, Virus Misterius Mirip SARS Jangkiti 5 Orang
Rabu, 26/9/2012
– Setelah sebelumnya satu orang dari Qatar dideteksi terkena virus yang
mirip SARS, lalu menyusul lima orang kembali memperlihatkan gejala
infeksi virus yang sama. Kini lima orang berwarga negara Denmark
tersebut tengah dirawat di Odense University Hospital (OUH), Denmark tengah.
Menurut keterangan pejabat rumah sakit
dalam siaran pers (25/09/2012), kelima pasien tersebut mengalami gejala
infeksi akibat virus baru corona virus yang menyebabkan penyakit pernafasan akut.
Selanjutnya,
lima orang ini akan menjalani pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan
virus corona dan pemicu umum lainnya terkait dengan infeksi pernafasan
tersebut.
Virus corona sendiri adalah keluarga
besar virus yang mampu menyebabkan demam dan sindrom gangguan pernafasan
akut mirip SARS. Diperkirakan masa inkubasi virus corona adalah selama
tujuh hingga 10 hari.
Sementara ini, kelima pasien ditempatkan
dalam ruang isolasi hingga hasil pemeriksaan dikeluarkan pada Rabu sore
waktu setempat, seperti dikutip dari Xin Hua (26/09/2012).
Dua Orang Tewas Lagi, Korban Baru Makin Bertambah
Senin, 26/11/2012
– Tercatat hingga saat ini telah ada enam orang yang terinfeksi, satu
dari Qatar dan lima dari Denmark, namun diantaranya dua orang telah
tewas. Jumlah ini bertambah dibanding informasi WHO sebelumnya yang
menyatakan bahwa dua orang telah terinfeksi dan satu diantaranya tewas.
Rasio antara jumlah korban terinfeksi dan tewas yang cukup tinggi menandakan “virus SARS baru” ini cukup mematikan, lebih mematikan dari SARS sebelumnya.
Dua kasus kematian, menurut informasi Forbes
(25/11/2012), tercatat berada di Arab Saudi. Sementara kasus infeksi
selain di Arab Saudi juga terjadi di wilayah Qatar. Tercatat dua
penderita dari Arab Saudi dalam kasus ini tinggal di rumah yang sama.
Salah satu diantaranya tewas sementara yang lain dapat pulih.
“Kasus-kasus tambahan yang berhasil
diidentifikasi sebagai bagian dari peningkatan sterilisasi di Arab Saudi
(3 kasus, termasuk 1 kematian) dan Qatar (1 kasus),” ungkap WHO ke
hadapan publik, seperti dilansir NBC News, (25/11/2012).
Health Protection Agency milik Inggris juga ikut turun tangan dalam membantu proses identifikasi virus pada bulan September 2012 lalu.
Kini, WHO sedang menyelidiki kemungkinan
dari sumber infeksi, metode eksposur, dan risiko penularan dari manusia
ke manusia. Sejauh ini, organisasi kesehatan PBB telah menerima dua
kasus baru yang berasal dari Arab Saudi. Kaitannya dengan epidemologi. Mereka yang dilaporkan terinfeksi rupanya berasal dari keluarga yang sama dan tinggal seatap.
Untuk itu, WHO mendesak semua negara anggota PBB untuk terus melanjutkan surveilans (proses analisis dan pengumpulan data) yang terkait infeksi SARS.
*
Perkembangan Virus di Tahun 2013
Pada Februari 2013, Virus Misterius Mirip SARS Muncul Lagi!
Selasa, 12/02/2013
– Virus misterius mirip SARS yang menjadi penyebab tewasnya lima orang
di Timur Tengah tahun 2012 lalu itu, kini muncul lagi dan menginfeksi
seseorang untuk pertama kalinya di tahun 2013.
Pemerintahan resmi Inggris menyampaikan
hal itu dan menandainya sebagai kasus virus baru yang ke-10. Pihak
kesehatan dunia tepatnya menyebut jenis virus tersebut sebagai keluarga coronavirus.
Coronavirus sendiri merupakan
virus yang menyebabkan penyakit mirip dengan SARS – wabah yang pernah
membunuh 800 warga dunia pada epidemi global antara bulan November 2002
sampai Juni 2003.
Pasien yang terjangkit virus misterius
mirip SARS diawal tahun 2013 tersebut adalah warga Inggris. Ia pernah
pergi ke Timur Tengah dan Pakistan. Menurut Britain’s Health Protection Agency, pasien tersebut sekarang tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit Manchester.
“Sepengetahuan kami, coronavirus
ini risikonya cukup kecil. Selain itu, wisatawan yang pergi ke
Semenanjung Arab juga tidak terlalu banyak,” papar Professor John
Watson, kepala departemen dari penyakit pernapasan rumah sakit setempat,
seperti yang dikutip dari CBS News (11/02).
Profesor Watson juga menjelaskan kalau
tidak ada batasan untuk mengunjungi daerah tertentu di Timur Tengah.
Namun warga yang mengalami gejala gangguan pernapasan, seperti napas
pendek, selama lebih dari sepuluh hari setelah berwisata ke sana,
sebaiknya lekas berkonsultasi dengan dokter.
Dalam kasus yang pernah terjadi, pasien yang menderita virus tersebut memang mengalami masalah pernapasan akut dan gagal ginjal.
Sebenarnya, belum
ada bukti virus misterius ini menyebar dengan mudah di antara manusia.
Para ahli pun menduga virus mirip SARS tersebut berasal dari hewan
seperti kelelawar atau unta.
Salah seorang pakar, Dr Michael Osterholm dari University of Minnesota pada September lalu menyatakan kalau kelelawar bisa jadi penyebab dari virus mirip SARS ini.
Jika benar, maka ada rantai transmisi yang rumit hingga akhirnya bisa menular pada manusia.
Semua kasus virus serupa sebelumnya memang berhubungan dengan daerah Timur Tengah.
Tetapi tahun lalu, pihak WHO menyebutkan
bahwa virus itu mungkin menyebar lebih luas. Sebanyak sembilan kasus
tepatnya berasal dari Arab Saudi (lima pasien dengan tiga di antaranya
sangat fatal), Qatar (dua pasien), dan Yordania (dua pasien dengan kasus
fatal).
Ternyata Virus Sudah Bermutasi dan Bisa Menyebar ke Sesama Manusia!
Kamis, 14/02/2013 – Kini, para ahli
menyampaikan kalau ternyata virus tersebut bisa menyebar ke sesama
manusia. Sampai saat ini, ada tiga kasus coronavirus di Inggris dan total sebelas kasus di seluruh dunia.
Peneliti sebelumnya yakin bahwa virus ini hanya disebarkan melalui hewan di Timur Tengah. Namun pihak Health Protection Agency memaparkan kalau pria yang terserang virus SARS ternyata tertular dari kerabatnya.
Pihak HPA juga menyebutkan pasien
sebelumnya sudah menderita masalah kesehatan jangka panjang. Sehingga ia
lebih rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan virus mirip SARS itu.
Pasien terakhir sekarang sedang menjalani perawatan intensif di Queen’s Hospital Birmingham.
Pasien pria tersebut diduga tertular penyakit dari virus mirip SARS
oleh temannya yang terinfeksi ketika berada di Timur Tengah – kini
dirawat di rumah sakit Manchester.
“Ini bukti pertama coronavirus
menular ke sesama manusia. Meskipun begitu, kami berpikir virus baru ini
tidak seburuk SARS yang benar-benar menyebar dengan cepat dan
mematikan,” tutur Profesor John Watson, ahli penyakit pernapasan di HPA,
seperti yang dikutip dari Daily Mail (13/02).
Tiga kasus virus mirip SARS ini ada di Inggris, delapan sisanya di Timur Tengah dan telah menewaskan lima pasien.
SARS sendiri atau Severe Acute Respiratory Syndrome
adalah penyakit pernapasan yang berasal dari China. Sepanjang bulan
November 2002 sampai Juli 2003, SARS menyebar ke 37 negara di dunia,
termasuk Irlandia, Spanyol, dan Amerika Serikat. SARS menjangkit 8.400
orang dan memakan sekitar 800 korban meninggal.
Lagi, Satu Pasien Inggris Meninggal Akibat Virus Mirip SARS
Rabu, 20/02/2013 – waktu lalu, sebanyak
tiga orang di Inggris dikabarkan positif terkena infeksi virus mirip
SARS. Salah satu dari mereka, pria berusia 39 tahun, akhirnya meninggal
Minggu lalu di Birmingham’s Queen Elizabeth Hospital.
Pria tersebut terkena virus mirip SARS
dari ayahnya yang juga terinfeksi setelah berkunjung ke Pakistan dan
Timur Tengah. Sampai saat ini, sudah ada 12 korban virus mirip SARS dan
enam di antara mereka meninggal dunia.
Virus mirip SARS ini disebut dengan
coronavirus yang menyebabkan penderita batuk-batuk, sulit bernapas, dan
demam. Kondisi tersebut pun bisa memicu pneumonia dan gagal ginjal.
Disebut mirip SARS karena gejala dari infeksi penyakit virus baru tersebut memang sama. Meskipun demikian, coronavirus yang bisa menular ke sesama manusia ini masih dianggap tidak terlalu mematikan jika dibandingkan dengan SARS.
Pasien lain yang merupakan ayah dari penderita yang meninggal kini masih dirawat secara intensif di rumah sakit di Manchester.
Sementara anggota keluarga lain yang juga tertular berada di rumah sakit di Birmingham.
Peneliti lantas menduga bahwa coronavirus tertular ke sesama manusia melalui dahak dan air liur yang keluar dari bersin atau batuk pasien.
Sebagaimana dilansir dari Daily Mail,
pasien yang meninggal telah menderita virus mirip SARS ini dalam jangka
waktu yang cukup lama. Sehingga kekebalan tubuhnya sudah sangat lemah.
“Satu pasien meninggal, sementara ayah
dari pasien masih menerima perawatan intensif. Satu orang pasien lagi
dipastikan sudah mulai membaik kondisinya,” papar juru bicara Health Protection Agency.
Menurut peneliti, coronavirus sebenarnya bisa dilawan dengan sistem kekebalan tubuh manusia. Peneliti juga menduga cara kerja virus itu adalah dengan melakukan penetrasi pada lapisan pernapasan di paru-paru dan menyerang sistem imun.
Sekarang para ilmuwan dari Kantonal Hospital di Swiss mencoba untuk melakukan metode pengobatan dengan interferon
– komponen sistem imun yang telah berhasil melawan penyakit yang
disebabkan virus. Caranya adalah dengan melindungi bagian lapisan
paru-paru yang memang menjadi penghalang pertama terhadap virus yang
menyerang pernapasan.
Dr Volker Thiel sebagai salah satu peneliti pun menyampaikan, karena tubuh manusia tidak mempersiapkan diri melawan coronavirus, makanya orang dengan kekebalan tubuh rendah bisa terkena penyakit ini.
Virus Misterius Mirip SARS Makan Dua Korban Lagi, Dari Jerman dan Inggris
Jumat, 29/03/2013 – Virus mirip SARS
kembali memakan korban, tepatnya satu pasien di Jerman dan seorang lagi
dari Inggris. Sampai sekarang, tingkat kematian dari coronavirus tersebut sudah mencapai angka 60 persen karena memakan 10 korban meninggal dari 17 total pasien.
Salah satu pasien yang berusia 73 tahun diduga memiliki kondisi kesehatan yang buruk dan rendah kesempatan untuk bertahan hidup.
Sementara itu, pihak WHO belum memberikan
konfirmasi tentang korban terbaru yang meninggal. Namun WHO sempat
menyebutkan kematian terakhir pada tanggal 2 Maret 2913 lalu sebagai
insiden yang cukup mengkhawatirkan.
Pasalnya pasien yang berusia 39 tahun meninggal ketika baru dirawat kurang dari tiga hari di rumah sakit.
Sebagaimana dilansir dari The Inquisitr,
coronavirus adalah anggota dari keluarga besar organisme penyakit yang
terlihat ringan seperti demam biasa atau juga bisa parah seperti SARS.
Untungnya, virus mirip SARS tersebut tampaknya tidak menyebar terlalu mudah.
Sebab penderita dari Jerman dan Inggris
mendapatkannya karena sering bepergian ke Timur Tengah – asal dari
coronavirus yang muncul tahun 2012 lalu.
Seorang ahli dari University of Reading di Inggris, Ian Jones, berpendapat bahwa penyebaran CoronaVirus dianggap tidak begitu efisien. Menurutnya, virus seperti itu akan mereda dengan sendirinya.
Namun karena virus mirip SARS sudah
memakan korban meninggal lebih dari jumlah total pasien, para ahli ingin
tetap melacaknya secara detail.
Kini perkembangan virus itu mulai menyebar. Karena diketahui berasal dari Jazirah Arab yang dikenal juga sebagai Middle East atau Timur Tengah, maka untuk lebih mudah dikenali, virus ini dinamai Middle East Respiratory Syndrome atau disingkat MERS.
Padahal, jika dicurigai bahwa virus ini
berasal dari binatang unta, tapi mengapa para pemilik unta, pedagang
unta bahkan perawat binatang ini (yang digunakan sebagai tunggangan
turis), tidak ada yang terkena gejala MERS?
Seperti para peneliti ketahui, bahwa virus-virus “misterius” pada dekade ini atau pada waktu sebelumnya, semua adalah virusVarian (Sub-Type). Seperti virus H5N1 atau dikenal sebagai virus Flu Burung, yang termasuk sebagai Virus Influenza TYPE-A. Sejak saat itu mulai muncul banyak variannya seperti:
- Influenza A virus subtype H5N2
- Influenza A virus subtype H5N3
- Influenza A virus subtype H5N4
- Influenza A virus subtype H5N5
- Influenza A virus subtype H5N6
- Influenza A virus subtype H5N7
- Influenza A virus subtype H5N8
- Influenza A virus subtype H5N9
Perlu diketahui pula bahwa virus H5Nx,
Ebola, AIDS, SARS, MERS dan lainnya tak pernah terdeteksi pada 20 tahun
lalu. Tak hanya virus Influenza Type-A, kini SARS juga mulai memiliki
variannya, yaitu MERS.
Maka banyak pertanyaan yang muncul, dari
mana asal muasal virus-virus tersebut? Mengapa memiliki varian yang
semakin banyak? Ada apa dibalik semua ini?
(Artikel dirilis sejak 29 Maret 2013) (source: The Inquisitr/ CBS News/ Daily Mail/ Forbes/ NBC News/ Merdeka)
VIDEO:
Health Officials Warn Of New “SARS-Like” Virus
New SARS-like virus a medical mystery
0 komentar:
Posting Komentar