Benarkah Ratu Hatshepsut Mengambil Musa Di Sungai Nil?
Ratu Hatshepsut adalah firaun ke-5 dari Dinasti ke-18 yang memerintah
Mesir kuno. Para Egiptologis umumnya menganggap Ratu Hatshepsut sebagai
seorang firaun perempuan yang paling berhasil di Mesir, yang memerintah
lebih lama daripada perempuan penguasa manapun.
Menurut buku karya Scott Alan Roberts dan Dr John Ward, dimana mereka
mencari bukti sejarah serta historisitas karakter utama dalam kitab
Exodus dan hubungannya dengan Firaun Mesir. Ratu Hatshepsut memerintah
sekitar tahun 1479 hingga 1458 SM dan dianggap sebagai ratu paling awal
dikenal dalam sejarah dan perempuan kedua sebagai Raja Mesir Hulu dan
Hilir setelah Ratu Sobekneferu dari Dinasti ke-12.
Pertemuan Ratu Hatshepsut Dan Musa
Dibandingkan dengan firaun perempuan lainnya, pemerintahan Hatshepsut
lebih lama dan lebih makmur. Seorang wanita yang berhasil dalam
peperangan awal pemerintahan, tetapi umumnya dia dianggap sebagai firaun
yang mendirikan perdamaian di era lama. Hubungan perdagangan
internasional didirikan kembali setelah menghilang selama kependudukan
asing dan membawa kekayaan besar di Mesir. Dengan kekayaan Ratu
Hatshepsut membangun proyek yang mengangkat nama besar arsitektur Mesir
Kuno sebanding dengan arsitektur klasik. Bangunan ini tidak tersaingi
budaya lain selama kurang lebih 1000 tahun. Salah satu bangunag yang
paling terkenal adlah kuil Hatshepsut.
Setidaknya, berhasil memerintah Mesir kuno selama kurang lebih 20 tahun.
Berbagai biografi Hatshepsut seperti yang ditulis Evelyn Wells
meromantisasikan dirinya sebagai perempuan yang cantik dan pasifis. Hal
ini cukup berlawanan dengan pandangan penulis di abad ke-19 tentang jati
diri Hatshepsut dilukiskan sebagai ibu tiri yang kejam, yang merebut
takhta Thutmose II. Sementara Eloise Jarvis McGraw mengatakan bahwa
dalam mempertahankan pandangan ibu tiri yang kejam dengan menempatkan
Hatshepsut sebagai tokoh utama.
Seorang budak perempuan dan sejumlah bangsawan berusaha menggulingkan
Ratu Hatshepsut dan mengangkat pewaris yang sah (Thutmose III) sebagai
Firaun. Musuhnya mempersalahkan berbagai proyek pembangunan Hatshepsut
sebagai penyebab kebangkrutan Mesir dan digambarkan telah menahan
Thutmose III sebagai tawanan istana. Sementara tulisan Will Cuppy
disebutkan tentang karir Hatshepsut, hiroglif dinding disebutkan bahwa;
"Memandangnya jauh lebih cantik dari apapun juga, kemolekannya dan bentuk tubuhnya sungguh bagaikan seorang dewi." Sebagian menganggap aneh bahwa seorang Firaun perempuan ternyata begitu berani di usia 50-an. Sama sekali tidak, dia hanya mengatakan bagaimana keadaannya sekitar 35 tahun sebelumnya, sebelum menikahi Thutmose II dan kemudian menjatuhkan Thutmose III. "Dia adalah seorang putri, cantik dan *****ar". |
Kitab Ibrani dinyatakan bahwa pada hari itu Sulaiman mendirikan Bait Allah di Yerusalem, setelah 480 tahun sejak Eksodus. Dengan kata lain tahun 966 SM ditambah 480 tahun sama dengan tahun 1446 SM, adalah tahun ketika Musa berusia sekitar 80 tahun (menurut cerita Yahudi). Jika demikian, maka nabi Musa lahir tahun 1526 SM di bawah pemerintahan Thutmoses I, dimana putri Firaun waktu itu adalah seorang gadis muda bernama Hatshepsut.
Pada waktu itu Firaun Mesir Thutmosis I, menetapkan Ibrani yang berkembang terlalu banyak harus dikurangi jumlahnya atas dengan dalil pemberontakan. Firaun memerintahkan bahwa semua bayi Ibrani dibawah usia 3 tahun harus dibunuh. Perintah segera diberlakukan tetapi ibu Musa membuatnya tak ditemukan hingga Musa kian hari tumbuh besar, hal ini memaksa ibunya menempatkan Musa dalam keranjang papirus yang diolesi anti air.
Musa dihanyutkan menyusuri Sungai Nil dengan tujuan tak jelas hingga pada akhirnya ditemukan oleh seseorang yang akan merawatnya. Ibunya meminta kakak Musa agar mengikuti keranjang disepanjang tepi sungai untuk memastikan keselamatan bayi sepanjang terbawa arus. Keranjang dan bayi menyusuri sungai dangkal dan mendekati kolam renang diluar istana Thebes, dimana Putri Firaun yang masih berusia muda menemukan dan mengambil Musa. |
Dengan kata lain menurut sejarah dan arkeologi, Firaun hanya miliki pewaris seorang Perempuan. Jika ini benar, Hatshepsut adalah orang yang menemukan Musa dalam keranjang di sungai Nil dan dia memang mengangkat Musa sebagai anaknya sendiri setelah Musa berusia 5 atau 7 tahun.
Musa, Anak Angkat Paling Disayang Ratu Hatshepsut
Musa hampir selama 40 tahun hidup di istana Mesir sebagai seorang pria bernama Senenmut, yang merupakan guru putri Hatshepsut, Nefrure, serta penasihat Hatshepsut yang paling terpercaya. Menurut cerita tradisional Yahudi di Mishnah, Musa dikenal keras dan ambisius dibawah didikan Firaun.
Musa hidup dikerajaan Mesir dimana Ratu Hatshpsut ramah dan baik terhadapnya, beberapa catatan sejarah menyebut hubungan mereka sebagai 'Pecinta' meskipun perbedaan usia hampir 10 tahun. Dalam hal prestasi, Musa hampir memperoleh 20 titel jabatan yang langsung diberi Ratu Hatshepsut, mulai dari Vizier hingga Kepala Arsitek Kerajaan. Titel terakhir yang diberikan pada Musa adalah 'Saudara Ibu' sehingga diklaim sebagai 'Saudara Para Dewa' dengan orang tuanya. |
Hatshepsut menjadi pemimpin Mesir dan benar-benar merebut tahta suaminya yang tenggelam di Laut Merah, mendominasi pemerintahan sebagai Firaun hingga hari akhir hayat sekitar 1482 SM. Menariknya, anak tiri Hatshepsut yang menjadi Thutmoses III memiliki kebencian mendalam setelah ibunya meninggal, hal itu tercermin ketika mengadopsi Musa. Musa, salah seorang yang bisa menggeser tahta Firaun sehingga menyebabkan Thutmoses III tidak tergambar pada dinding istana.
Bukti kebencian besar Thutmoses III pada Hatshepsut, setelah kematiannya, Thutmoses III mengubah citranya di setiap dinding, lukisan, patung dan bahkan orang-orang di kuil Dier el Bhari. Hal ini menyiratkan bahwa dia mengatakan tentang Ratu Hatshepsut pada hari pengangkatan tahta Mesir "Yang membenci, berbohong, wanita hina."
Menurut Alkitab dan tradisi Rabbi, sejarah nabi Musa dibesarkan kerajaan Mesir sebagai anak angkat Putri Firaun, Hatshepsut. Musa lahir dari pasangan Ibrani suku Lewi, kasta imam akhir Israel. Menurut kitab Exodus, suku Lewi dan semua bahasa Ibrani dianggap sebagai budak Firaun Mesir dan selama 350 tahun keluarga asli mereka bermigrasi dari Kanaan ke Mesir (masa kelaparan). Pada saat itu Firaun Mesir Thutmosis I menyatakan bahwa Ibrani telah berkembang besar dan dalam rangka mengurangai jumlah mereka didasarkan atas tuduhan pemberontakan. Firaun mengirim sebuah perintah yang menyatakan semua bayi laki-laki Ibrani dibawah usia tiga tahun harus dibunuh.
Perintah ini segera diberlakukan tetapi ibu Musa menyelamatkannya hingga Musa tumbuh besar, hal ini memaksa sang ibu meletakkan Musa kedalam keranjang papirus anti air. Musa hanyut menyusuri Sungai Nil dengan tujuan tak jelas, ibunya meminta kakak Musa agar mengikuti keranjang disepanjang tepi sungai untuk memastikan keselamatan Musa yang terbawa arus. Keranjang dan bayi melayang menyusuri sungai dangkal dan mendekati kolam renang diluar istana Thebes, dimana Putri Firaun (Hatshepsut) yang pada waktu itu masih berusia muda menemukan dan mengambil Musa.
sejarah nabi musa, Musa ditemukan Hatshepsut di Sungai Nil
Menurut Kitab Exodus, Putri Firaun berhadapan dengan Miriam yang menawarkannya agar membawa bayi kepada seorang wanita yang bisa merawatnya dengan baik. Hatshepsut setuju dan mengirim bayi bersama dengan Miriam kepada ibu asuhnya sampai Musa cukup dewasa. Musa dirawat ibu asuh selama 4 hingg 6 tahun, kemudian Musa diantarkan ke istana dan memulai hidupnya sebagai anak Firaun selama 40 tahun.
Meskipun ada banyak teori seputar sejarah nabi Musa dan Firaun, peristiwa penting dimulai pada pertengahan abad ke-15 SM selama tahun ke-5 masa pemerintahan Amenhotep II. Dalam referensi Perjanjian Lama mencakup peristiwa yang merupakan tanggal pendirian Kuil Pertama Yerusalem yang dikenal sebagai Kuil Sulaiman (Salomo). Meskipun dikabarkan ada sengketa besar atas keberadaan Sulaiman, tidak ada catatan sejarah perselisihan kuil dikaitkan dengannya. Tanggal berdirinya Kuil Sulaiman berkisar tahun 966 SM, dimana isu sengketa terjadi setelah 3 sampai 6 tahun kemudian.
Senenmut, Nama Lain Musa Sebagai Guru Di Istana Mesir
Musa hidup di istana Mesir hampir 40 tahun dan juga dikenal sebagai seorang pria bernama Senenmut. Senenmut merupakan guru putri Hatshepsut, Nefrure, juga sebagai penasihat Ratu Hatshepsut yang paling terpercaya setelah menduduki tahta atas kematian suaminya Thutmosis II (sekaligus kakak kandungnya). Guru di kerajaan belum tentu ilmiah dan pendidik, tetapi umumnya termasuk orang-orang berprestasi dibidang militer dan memiliki keahlian khusus.
Menurut cerita tradisional Yahudi di Mishnah, Musa dikenal keras dan ambisius dibawah didikan Firaun. Senenmut hidup dikerajaan Mesir dimana sikap Hatshpsut ramah dan baik terhadapnya, beberapa catatan sejarah menyebut hubungan mereka sebagai 'Pasangan Pecinta' meskipun perbedaan usia hampir 10 tahun.
Dalam hal prestasi, Senenmut hampir memperoleh 20 titel jabatan yang langsung diberikan oleh Ratu Hatshepsut, mulai dari Vizier hingga Kepala Arsitek Kerajaan. Titel terakhir yang diberikan pada Senenmut adalah 'Saudara Ibu' sehingga dia dianggap sebagai Saudara Para Dewa Firaun.
Nabi Musa Menghilang Dari Sejarah Selama 40 Tahun
Sekitar tahun 1486 SM, Senenmut menghilang dari adegan Mesir. Kosong dan tidak ada catatan apapun, dia menghilang begitu saja. Jika Musa lahir pada tahun 1526 SM, maka dia akan kembali 40 tahun kemudian jatuh pada tahun 1486 SM. Tahun yang sama ketika Musa disebutkan telah membunuh petugas kerajaan dan melarikan diri dari Mesir.
Ketika Musa berumur 40 tahun, dia dan rombongan kerajaan menghadapi petugas kerajaan Mesir dan mengalahkannya. Saat itu Musa dikabarkan telah membunuh petugas kerajaan, khawatir akan diketahui Firaun maka dia melarikan diri dari Mesir dan pindah ke Midian. Di mana dia menjadi seorang pengembala dan menikahi putri seorang Imam Besar Pagan. Kemudian kisah Musa hilang dan berlanjut setelah 40 tahun lebih.
Menurut kitab terdahulu, ketika Nabi Musa berada di Midian dimana dia hidup sebagai seorang pengembala selama 40 tahun. Musa memiliki pengalaman membakar semak dan kembali ke Mesir dengan tujuan membebaskan orang Ibrani dari perbudakan. Musa menolak keras hukum Firaun, dia dikurung dan datang dengan alasan untuk tidak meninggalkan Mesir.
Hal ini menimbulkan pertanyaan yang lebih dalam, jika nabi Musa adalah anak angkat Ratu Hatshepsut dan sedang dipersiapkan untuk mengambil tahtanya, mengapa dia membunuh petugas istana yang membahayakan hidup dan karir sebagai anggota keluarga kerajaan? Bukankah cukup mudah bagi Ratu mengampuni kesalahannya dan Musa juga anak angkat tersayang? |
Ketika nabi Musa kembali ke kerajaan Firaun di Mesir dan
menuntut pembebasan Ibrani, apa penolakan pertamanya? "Aku tidak bisa
kembali ke sana, Firaun ingin mencabut nyawaku!" Mengapa setelah 40 tahun dalam persembunyian, Musa masih khawatir bahwa Firaun masih mencarinya? Apakah hanya karena Musa telah membunuh seorang petugas istana, yang pada waktu itu masih berkuasa ibu angkatnya? |
Sejarah nabi Musa dan Firaun memang paling banyak disebutkan dalam alkitab, tetapi bukti sejarah masih tidak bisa ditemukan dan misteri keberadaannya di Midian selama 40 tahun terus menjadi tanda tanya, seperti halnya Tabut Perjanjian Sulaiman yang masih diperdebatkan. Sebagian besar sejarawan alkitab tidak setuju bahwa Musa merupakan anak angkat Ratu Hatshepsut, tetapi disisi arkeologi sangat terkait.
0 komentar:
Posting Komentar