Banyak miliarder
memperoleh kekayaannya tanpa bermodal warisan. Para miliarder ini
membangun kekayaannya dari nol dengan berbekal pengalaman hidup miskin.
Berikut beberapa miliarder yang harus merangkak keluar dari kemiskinan hingga menjadi orang tajir.
1. Jan Koum
Jan
Koum berusia 16 tahun ketika ia dan ibunya bermigrasi dari Ukraina ke
AS. Mereka berdua bertahan hidup di AS dari bantuan pemerintah. Ketika
menginjak remaja, Koum belajar jaringan komputer secara otodidak.
Setelah
dewasa, Koum menjadi salah satu pendiri aplikasi pesan Whatsapp, yang
kemudian dibeli Facebook pada tahun ini seharga 19 miliar dollar AS.
Uniknya, ia menandatangani dokumen perjanjian dengan Facebook di kantor
pelayanan yang sama ketika ia memperoleh stempel makanan.
2. Howard Schultz
CEO
Starbucks ini tumbuh di pemukiman di Brooklyn, New York bersama orang
tua dan saudara kandungnya. Ibu Schultz yang tak lulus SMA mendorong
anak-anaknya untuk meyakini mereka dapat meraih kesuksesan. Ayah Schultz
yang berprofesi sebagai sopir truk mendorong kecintaan sang putra akan
olahraga.
Setelah memperoleh beasiswa olahraga ke Northern
Michigan University, Schultz menjadi orang pertama di keluarganya yang
menjadi mahasiswa. "Ternyata saya tidak terlalu bagus menjadi pemain
football dan akhirnya saya tidak bermain," tulis Schultz dalam bukunya
"Pour Your Heart Into It: How Starbucks Built a Company One Cup at a
Time."
Untuk membayar uang kuliah, ia mengambil pinjaman,
menjadi bartender, dan kadang menjual darahnya. Ia akhirnya bekerja di
Starbucks sebagai direktur pemasaran pada era 1980an dan karirnya terus
merangkak. Di bawah kepemimpinannya, jaringan kedai kopi kecil di
Seattle berkembang menjadi perusahaan gerai kopi terbesar dunia, dengan
5.500 gerai di 50 kota dan akan terus bertambah.
3. Oprah Winfrey
Wanita
pegusaha media ini dikenal di seluruh dunia. Akan tetapi, siapa siangka
presenter program "The Oprah Winfrey Show" ini memiliki masa lalu yang
kelam? Oprah dilahirkan tahun 1954 dan dibesarkan hanya oleh ibunya di
pedesaan Mississippi, AS. Masa kecil dan remajanya suram.
Ia
mengalami pelecehan seksual dan hamil pada usia 14 tahun. Bayinya lahir
prematur dan tidak dapat bertahan hidup. Kecerdasan dan kemampuan
komunikasi Oprah telah terlihat sejak kecil. Ia menjadi penyiar radio
saat remaja. Pada usia 32 tahun, ia memiliki program televisi sendiri.
Ia memandu "The Oprah Winfrey Show" selama 25 tahun. Kemudian ia menjadi
CEO jaringan Oprah Winfrey Network yang melayani sekitar 80 juta rumah.
4. Chan Laiwa
Meskipun merupakan keturunan dinasti Manchu,
keluarga Chan Laiwa sangat miskin. Pada tahun 1940an ia terpaksa putus
sekolah dan bekerja. Chan pun memulai bisnis perbaikan furnitur.
Selama
beberapa dekade bisnisnya semakin berkembang. Ketika usianya menginjak
40-an, ia pindah ke Hong Kong untuk berinvestasi di real estate. Ia
memulai hanya dengan 12 properti yang kemudian semakin bertambah. Saat
ini Chan merupakan direktur Fu Wah International, sebuah perusahaan yang
bergerak di sektor real estate, pariwisata, elektronik, dan industri
lainnya. Menurut Chan, kemiskinan merupakan pendidikan terbaik yang
pernah dimilikinya.
5. Zhang Xin
Zhang Xin adalah pemimpin
SOHO China, salah satu pengembang real estate paling sukses di Tiongkok.
Akan tetapi semasa kecil, Zhang hidup dalam kemiskinan. Saat menginjak
remaja, Zhang bekerja di pabrik pabrik mainan dan elektronik di Hong
Kong dengan bayaran kecil. Ia menabung selama 5 tahun untuk tiket
pesawat ke London dan biaya kursus bahasa Inggris.
Saat di
Inggris, ia kuliah di Cambridge University dan bekerja di Goldman Sachs,
New York. Dalam sebuah wawancara, Zhang pernah mengatakan, "Satu hal
tentang Tiongkok adalah semua orang berasal dari bukan apa-apa."
Beberapa
kisah orang-orang terkaya dunia tersebut menunjukkan kemiskinan dapat
dientas dengan kerja keras dan optimisme. Mereka telah menunjukkan
keberhasilan mereka keluar dari kemiskinan berkat kesempatan, kerja
keras, optimisme, dan keahlian.
Selasa, 10 Juni 2014
MILIARDER ORANG BIASA DULU
10.09
No comments
0 komentar:
Posting Komentar