Raut muka terlihat serius dengan kulit berwarna seperti buah zaitun
dan bentuk wajah bulat. Lelaki dalam sebuah foto usang dilansir oleh
pemerintah Irak. Dia dibalut busana serba hitam, gambarnya retak, kabur,
layaknya sebuah foto diambil dari foto lain.
Lelaki itu nampak sama seperti pria umumnya. Namun ternyata dia otak
di balik kesuraman Irak di pekan ini. Dia Abu Bakar al-Baghdadi,
pemimpin besar kelompok pemberontakan untuk negara Islam di Irak dan
Suriah atau ISIS.
Majalah TIME menuliskannya sebagai orang paling berbahaya di dunia
sementara koran Le Monde Prancis menyebutnya sebagai Usamah Bin Ladin
baru. Dia lah yang memerintahkan pasukannya menduduki Kota Mosul,
merangsek ke Tikrit, kota kelahiran mantan pemimpin Irak Saddam Hussein.
Kerusakan negara ini bahkan lebih parah dibanding zaman Saddam
berkuasa. Namun kali ini Irak berhadapan dengan orang paling misterius
dan belum banyak mengenalnya. Baghdadi tak pernah diketahui asal muasal.
Pelbagai informasi soal dia pun sulit dibedakan fakta atau mitos,
seperti dilansir surat kabar the Washington Post (12/6).
Satu fakta yang sudah pasti, dia memimpin ISIS. Menurut beberapa dokumen Baghdadi seorang ahli strategi perang yang cerdas, bisa mengumpulkan dana banyak, serta pembunuh kejam. Amerika Serikat memberikan hadiah Rp 118,3 miliar bagi mereka yang bisa menyerahkan lelaki itu dalam keadaan mati atau hidup. Hanya dalam setahun pengaruhnya mampu melampaui pemimpin besar Al-Qaidah, Ayman al-Zawahiri, termasuk pengaruh internasional, dan di kalangan ekstremis muslim sejagat.
“Dia pewaris Bin Ladin,” David Ignatius dari the Washington Post
menuliskan. Baghdadi tersohor sebagai anti-Amerika, ganas, dan sangat
berbeda dengan Zawahiri yang cenderung hati-hati,” ujar seorang pejabat
intelijen Amerika tidak disebutkan namanya.
Kepala kontra-terorisme dari dinas intelijen luar negeri Inggris
Richard Barrett mengatakan dia memahami mengapa Baghdadi jauh lebih
dielukkan, ini lantaran Zawahiri bersembunyi terus di perbatasan
Afghanistan-Pakistan, sementara Baghdadi melakukan aksi. Banyak anggota
Al-Qaidah yang menginginkan tindakan dan bukan menghindar.
Namun dia melakukan ini dengan tetap merahasiakan identitasnya. Dia
seorang jihadis yang tak nampak. Gambar dirinya tersebar saat Baghdadi
tengah menjalani hukuman penjara pada 2005 di kamp Bucca, Irak Selatan.
Di penjara itu justru dia mendapat tempaan dari pejuang kunci Al-Qaidah
yang satu sel dengannya.
Baghdadi ditangkap oleh tentara Amerika dan dibui selama empat tahun
lalu dibebaskan lantaran punya sikap baik. Negara Adidaya itu tak
menyangka kini tawanan yang dipandang sebelah mata itu justru menjadi
musuh baru nomor wahid bagi mereka.
0 komentar:
Posting Komentar