Entah serius atau bercanda, orang semakin sering saja bertanya.
Padahal nikah itu tak cuma butuh niatan saja. Kesiapanmu sebagai calon
suami/istri juga sama pentingnya.
Hidup berumah tangga memang tak selalu mudah, tak selalu mengalir
begitu saja. Mental yang matang dibutuhkan agar pernikahan tak jadi
sarang drama. Karena itu, jangan terburu-buru melakukannya. Daripada
malah menyesal selamanya?
1. Menikah itu jangan terburu-buru – puaskan dulu hasrat jalan-jalanmu. Karena traveling takkan semudah sekarang saat kamu sudah jadi istri orang
Memang, tak semua pernikahan bisa dipukul rata. Ada juga orang yang walaupun sudah menikah tetap bisa traveling sepuasnya. Tapi di antara pasangan muda yang sudah menikah, berapa sih yang seberuntung ini? Jumlahnya pasti sedikit sekali.
Acara jalan-jalan yang sifatnya spontan juga sudah tak mungkin lagi dilakukan ketika kamu sudah berstatus suami/istri. Karena kesibukan masing-masing, aktivitas liburan harus dijadwalkan sejak dini. Sementara itu, tak mungkin juga seenaknya traveling sendirian. Maklum, orang lain pasti komentar…
“Lho, kok sendiri? Kenapa nggak sama suaminya aja?”Duh, pusing! Daripada ngebet jalan-jalan tapi selalu terhalang saat sudah menikah nanti, lebih baik puaskan hasratmu untuk traveling selagi masih sendiri.
“Ih, istrinya sibuk kerja suaminya malah jalan-jalan terus.”
“Kok dia traveling terus sih? Rumahnya nggak diurusin?”
2. Rapikan kondisi keuangan pribadi. Jangan sampai jadi beban keluarga besar saat kamu sudah menikah nanti
Sudah bisa nabung berapa banyak bulan ini?Ada saja orang-orang luar biasa yang berani menikah sebelum mapan. Tapi, keputusan berani ini bukan untuk semua orang. Menunda pernikahan sampai kamu mapan secara keuangan adalah opsi yang lebih aman. Karena itu, wajib hukumnya untuk belajar memapankan kondisi finansial dari sekarang.
Yakin kamu sebenarnya butuh lipstik yang kemarin dibeli?
Udah bisa nyumbang berapa tiap bulannya untuk keluarga?
Sudahkah kamu memisahkan rekening gaji dan rekening tabungan? Sudahkah sebagian tabunganmu dialihkan untuk investasi kecil-kecilan? Sudahkah kamu punya dana darurat yang sanggup menghidupi dirimu sendiri untuk paling tidak 3 bulan? Kalau kondisi keuanganmu masih bolong sana-sini, bisa-bisa justru jadi beban keluarga besar saat sudah jadi suami/istri nanti.
3. Latih kesabaran dan mental “ciptakan peluang di tengah kesulitan”. Cara paling efektif adalah merintis bisnis kecil-kecilan — Tokopedia bisa jadi pilihan
Saat sudah menikah nanti, tak mungkin segalanya berjalan sesuai rencana. Pasti ada saat-saat di mana cobaan datang tak disangka-sangka. Inilah kenapa mulai sekarang, penting untuk belajar bersabar. Demikian juga untuk menanamkan semangat “ciptakan peluang di tengah-tengah kesulitan”. Maklum, tak boleh ada frasa “gampang menyerah” di institusi pernikahan.Cara tercepat untuk melatih dua kualitas ini adalah dengan merintis bisnis. Kamu akan belajar untuk tetap memperlakukan orang sebaik-baiknya walau hati sedang letih-letihnya. Kamu akan belajar sabar ketika karyawan sedang kambuh sifat malasnya. Tanpa sadar, ini akan menjadikanmu jauh lebih dewasa.
Tak harus membangun bisnis yang “wow” dan rumit. Kamu bisa mulai merintis bisnis kecil-kecilan di berbagai online marketplace yang ada di Indonesia. Salah satu yang paling aman dan terpercaya adalah Tokopedia. Di sini kamu bisa menjual hampir apa saja, yang penting produkmu banyak manfaatnya — dan reputasimu terjaga. Sudah banyak kok seller yang sukses dengan produk-produk sederhana seperti organizer, perhiasan dari tepung, dan gantungan kunci. Tuh… tunggu apalagi?
4. Mumpung masih sendiri, cobalah belajar masak. Demi hidup bahagia karena makanan rumah yang selalu enak
Sebelum menikah secara resmi, manfaatkan benar waktumu saat ini untuk belajar masak. Toh nantinya kamu dan pasangan tak bisa selalu makan di luar. Mulai dari masakan Asia, Western dishes, sampai sajian ala Ibunda, cobalah buat satu-satu dengan serius. Memasak adalah soal ketekunan. Tak masalah jika di masa-masa awal kamu banyak menemui kegagalan.
Yang terpenting, saat menikah nanti kamu sudah punya masakan andalan. Kamu bisa menciptakan kebahagiaan di seluruh penjuru rumah hanya dengan meracik masakan. Terdengar menyenangkan, bukan?
5. Beranikan diri untuk patah hati. Suami/istrimu di masa depan akan berterima kasih karena ini
Saat sudah menikah nanti, kamu akan paham pentingnya manajemen hati. Bukan hanya manajemen hati sendiri, tapi juga yang dimiliki pasanganmu sehidup-semati. Pernah patah hati sampai hampir tak percaya cinta lagi akan membuatmu lebih bijak dalam berlaku. Karena tahu sakitnya patah hati, kamu tak akan mau melakukan kekurangajaran yang sama pada pasanganmu saat ini. Karena itu, sebelum resmi menikah nanti, puaskan dirimu patah hati. Percayalah, suami/istrimu di masa depan akan berterima kasih karena ini.
6. Seriuslah soal pendidikan dan sekolah. Kamu akan merindukannya setelah nanti kamu menikah
Ketika masih mahasiswa, kita sering berangan-angan untuk segera menjadi sarjana dan menikah saja. Tapi percayalah, kita akan merindukan masa-masa sekolah setelah hidup berumah tangga. Ternyata duduk di kelas dan memperhatikan dosen mengajar adalah aktivitas yang mengasyikkan. Ternyata, menjadi pintar itu menyenangkan.Jangan main-main soal pendidikan. Kecerdasan tak akan sia-sia dimakan zaman. Untuk mempertahankan pernikahan, kamu juga butuh otak yang pintar. Untuk merawat anak-anak yang cemerlang, orangtuanya harus punya kepandaian. Dan kalau tidak di sekolah, di mana lagi kemampuan ini bisa kamu dapatkan?
Menikah tak perlu terburu-buru. Selamati teman-temanmu yang sudah menikah lebih dulu, tapi jangan anggap kehidupan lajang sebagai petaka buatmu. Justru, manfatkaanlah waktu yang ada saat ini untuk membenahi diri. Rapikan kondisi finansial, seriusi pendidikan, dan tumbuhkan mental untuk selalu ciptakan peluang di tengah kesulitan.
Lunasi dulu 6 hal di atas sebelum kamu resmi jadi suami/istri. Daripada belum siap, lalu menyesal nanti?
0 komentar:
Posting Komentar