Laut Mati kian menyusut. foto |
EcoPeace, kelompok lingkungan yang berasal dari Timur Tengah memperkirakan bahwa, ada lebih dari 3.000 lubang-lubang pembuangan saat sepanjang tepi danau yang tinggi kandungan garamnya, yang terletak di antara perbatasan Israel dan Yordania.
Penguapan air di Laut Mati--yang terjadi pada hampir empat meter per tahun--yang terlihat di dalam gambar membuktikan bahwa lubang-lubang tersebut cukup mengkhawatirkan dan mengancam keberadaan air tawar di dalamnya.
Diperkirakan garam yag larut dalam air tawar, menyebabkan lubang-lubang tesebut.
Gidon Bromberg, direktur EcoPeace Timur Tengah mengklaim bahwa kebaradaan lubang-lubang ini telah mempercepat pengeringan dalam beberapa tahun terakhir.
Lubang yang pertama muncul pada tahun 1980-an, pada tahun 1990 ada 40 lubang, sedangkan pada tahun 2005 ada 1.000 lubang.
Sekarang, Bromberg mengatakan, sebuah lubang baru muncul hampir setiap hari.
Berbicara kepada ABC News, Bromberg mengatakan: "Lubang adalah akibat langsung dari salah urus dari sumber daya air di wilayah tersebut. Mereka bisa berkembang semalam atau dari waktu ke waktu, membuat mereka tak terduga dan sangat berbahaya."
Bromberg dan rekan-rekannya percaya, tingginya lubang-lubang yang muncul ini, akibat pembangunan bendungan dan waduk di samping danau.
Air juga dipompa dari Laut Mati sehingga mineral seperti kalium bromida dan dapat diekstraksi. Air juga dipompa untuk membantu menjaga kolam renang di hotel dan spa, yang menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Laut Mati adalah daerah terendah di dunia dan memiliki salinitas hampir 33 persen.
Sekarang Laut Mati diduga menerima kurang dari 10 persen dari air yang dibutuhkan, untuk mempertahankan ukuran. Dan telah menurun dari 50 mil panjang di tahun 1950, menjadi sekitar 30 mil panjang pada saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar